RADAR SITUBONDO – Salah satu calon jamaah haji (CJH) diketahui membawa beras seberat lima kilogram di dalam koper yang diserahkan ke Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Situbondo. Sehingga, tas besar itu kelebihan batas berat makasimal saat dilakukan penimbangan.
Kepala Kemenag Situbondo, H. Slamet, melalui staf Haji dan Umroh, M. Ali mengatakan, saat penyerahan, koper milik CJH ditimbang terlebih dahulu. Tahun ini, berat koper milik CJH maksimal 15 kilogram. “Saat ditimbang, ada yang beratnya mencapai sekitar 25 kilogram. Setelah dibuka, ternyata kopernya juga diisi beras,” ucap Ali, Jumat (17/6) lalu.
CJH tersebut beralasan membawa beras untuk dimasak di Tanah Suci Makkah. Dia khawatir rindu masakan rumah. “Kami kemudian menghimbau agar beras tersebut dibawa pulang kembali. karena nanti di tempat penginapan, itu sudah disediakan makan nasi oleh petugas. Selain itu, peralatan masaknya juga tidak ada kalau masak sendiri,” kata Ali.
Ditambahkan, pengumpulan koper CJH dilakukan secara bertahap. Yakni tanggal 17-18 Juni 2022. Saat ini yang terkumpul sekitar 155 koper. “Terakhir besok untuk pengumpulan koper. Karena hari Minggu nanti koper harus sudah dikirim Ke Asrama Haji, Surabaya,” katanya.
Ali mengaku, CJH asal Situbondo yang berangkat pada hari Minggu pukul 22.00, berjumlah 311 orang. Sebelum berangkat, mereka harus melakukan swab PCR di masing-masing Kecamatan. “Syarat swab PCR itu masih dibutuhkan untuk pemberangkatan jamaah haji,” ucapnya.
Kondisi cuaca di Mekkah saat ini, suhu panasnya mencapai 40 derajat Celcius. Jamaah diharapkan selalu menjaga kondisi fisik agar tetap sehat. Kata dia, petugas akan membekali sejumlah peralatan saat menjalani ibadah Haji. Seperti masker, botol semprot dan sarana kesehatan. “Botol semprot itu selain digunakan untuk minum juga digunakan untuk menyemprot wajahnya. Karena udara di sana (Makkah) panas. Suhunya sangat panas, kami melarang melakukan kegiatan haji tanpa alas kaki. Sebab, kaki bisa melepuh,” pungkasnya. (wan/pri)