24 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Bersinergi dengan Pemkab, Luluk Ariyantiny Sukses Wujudkan Kabupaten Inklusi

SITUBONDO, Jawa Pos Radar Situbondo – Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Situbondo (PPDiS), Luluk Ariyantiny sukses membangun mental kalangan kaum disabilitas di Kota Santri. Usahanya selama bertahun-tahun agar bisa mendapatkan ruang dan pelayanan publik yang sama, kini tercapai sudah. Termasuk dalam menwujudkan Situbondo sebagai Kabupaten Inklusi.

Sejak tahun 1999, Luluk mulai aktif dalam kegiatan sosial dan advokasi difabel. Dia kerap kali mengikuti pelatihan kepemimpinan dan manajemen organisasi bagi penyandang disabilitas di University of Sydney Australia pada 2016. Dia juga mengikuti berbagai kegiatan maupun pelatihan seperti, peer counseling sebagai peserta aktif maupun sebagai co-fasilitator. ”Kegiatan peer counseling ini merupakan kegiatan konseling sesama difabel dan kepada orang yang pernah mengalami kusta,” ujarnya kemarin (2/3).

Luluk mengatakan, berbagai kegiatan yang berhubungan dengan disabilitas selalu dia ikuti. Sehingga, bekal itu menjadi semangat untuk membangun Situbondo bersama pemkab agar bisa ramah inklusi. ”Awalnya sudah sempat mendirikan persatuan penyandang disabilitas Indonesia (PPDI). Namun, gagal bertahan karena anggotanya tidak percaya diri,” ucapnya.

Baca Juga :  Dapat Bantuan Kaki Palsu, Sugiarto dan Suyati Tak Lagi Pakai Tongkat

Meski sempat gagal, Luluk mengaku masih bisa membangun komunitas baru. Bahkan, dirinya menjadi inisiator berdirinya Persatuan Penyandang Disabilitas Situbondo. ”Terbentuknya PPDiS sebagai wadah bagi teman-teman kami yang disabilitas. Untuk ajang komunikasi dan tampil di muka umum. Karena selama ini, mereka hanya ada di rumah dan takut bertemu dengan orang banyak,” jelasnya.

Luluk mengaku, seiring berjalannya waktu, dia juga mengawal lahirnya Raperda Disabilitas Situbondo. Sehingga, lahirlah Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 03 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas. ”Aturan ini sebagai payung hukum agar seorang disabilitas bisa ikut turut serta membangun Situbondo. Sehingga, tidak lagi dipandang sebelah mata,” ungkapnya.

Baca Juga :  Dikabarkan Hilang, Nelayan Mangaran Terdampar di Madura

Kata Luluk, gerakan yang dilakukan selama ini sebagai wadah untuk menunjukkan kepada semua orang, bahwa difabel bukan halangan untuk berkarya. ”Saya ingin di sisa hidup saya menjadi orang yang bermanfaat untuk banyak orang khususnya difabel. Terpenting bagi saya ingin mengajak para difabel untuk keluar dari zona nyaman yang selama ini justru menjerumuskan mereka,” jelasnya.

Luluk berharap agar masyarakat lebih peduli dan benar-benar menjadikan difabel sebagai mitra yang akan digandeng dalam segala hal. Bukan hanya sekadar sebagai objek yang perlu dikasihani. ”Ke depan, semoga pemerintah benar-benar bisa mengimplementasikan regulasi yang sudah ada. Lebih serius dalam memenuhi hak-hak difabel, khususnya dalam ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, dan dalam rangka menuju cita-cita Kabupaten Inklusi,” pungkasnya. (wan/pri/c1)

SITUBONDO, Jawa Pos Radar Situbondo – Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Situbondo (PPDiS), Luluk Ariyantiny sukses membangun mental kalangan kaum disabilitas di Kota Santri. Usahanya selama bertahun-tahun agar bisa mendapatkan ruang dan pelayanan publik yang sama, kini tercapai sudah. Termasuk dalam menwujudkan Situbondo sebagai Kabupaten Inklusi.

Sejak tahun 1999, Luluk mulai aktif dalam kegiatan sosial dan advokasi difabel. Dia kerap kali mengikuti pelatihan kepemimpinan dan manajemen organisasi bagi penyandang disabilitas di University of Sydney Australia pada 2016. Dia juga mengikuti berbagai kegiatan maupun pelatihan seperti, peer counseling sebagai peserta aktif maupun sebagai co-fasilitator. ”Kegiatan peer counseling ini merupakan kegiatan konseling sesama difabel dan kepada orang yang pernah mengalami kusta,” ujarnya kemarin (2/3).

Luluk mengatakan, berbagai kegiatan yang berhubungan dengan disabilitas selalu dia ikuti. Sehingga, bekal itu menjadi semangat untuk membangun Situbondo bersama pemkab agar bisa ramah inklusi. ”Awalnya sudah sempat mendirikan persatuan penyandang disabilitas Indonesia (PPDI). Namun, gagal bertahan karena anggotanya tidak percaya diri,” ucapnya.

Baca Juga :  Keterbatasan Fisik Tak Jadi Halangan Meraih Juara

Meski sempat gagal, Luluk mengaku masih bisa membangun komunitas baru. Bahkan, dirinya menjadi inisiator berdirinya Persatuan Penyandang Disabilitas Situbondo. ”Terbentuknya PPDiS sebagai wadah bagi teman-teman kami yang disabilitas. Untuk ajang komunikasi dan tampil di muka umum. Karena selama ini, mereka hanya ada di rumah dan takut bertemu dengan orang banyak,” jelasnya.

Luluk mengaku, seiring berjalannya waktu, dia juga mengawal lahirnya Raperda Disabilitas Situbondo. Sehingga, lahirlah Peraturan Daerah Kabupaten Situbondo Nomor 03 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas. ”Aturan ini sebagai payung hukum agar seorang disabilitas bisa ikut turut serta membangun Situbondo. Sehingga, tidak lagi dipandang sebelah mata,” ungkapnya.

Baca Juga :  Dosen IPB Tertarik Kembangkan Petis Ikan Situbondo

Kata Luluk, gerakan yang dilakukan selama ini sebagai wadah untuk menunjukkan kepada semua orang, bahwa difabel bukan halangan untuk berkarya. ”Saya ingin di sisa hidup saya menjadi orang yang bermanfaat untuk banyak orang khususnya difabel. Terpenting bagi saya ingin mengajak para difabel untuk keluar dari zona nyaman yang selama ini justru menjerumuskan mereka,” jelasnya.

Luluk berharap agar masyarakat lebih peduli dan benar-benar menjadikan difabel sebagai mitra yang akan digandeng dalam segala hal. Bukan hanya sekadar sebagai objek yang perlu dikasihani. ”Ke depan, semoga pemerintah benar-benar bisa mengimplementasikan regulasi yang sudah ada. Lebih serius dalam memenuhi hak-hak difabel, khususnya dalam ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, dan dalam rangka menuju cita-cita Kabupaten Inklusi,” pungkasnya. (wan/pri/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/