Jawa Pos Radar Situbondo – Sejumlah pasien gagal ginjal asal Kecamatan Besuki mendatangi kantor DPRD, Selasa (31/01). Mereka meminta agar pelayanan cuci darah tidak hanya terpusat di RSUD dr Abdoer Rahem saja. Tapi juga bisa dilakukan di RSUD Besuki maupun Asembagus.
Bahtiar, salah satu pasien gagal ginjal mengeluh lantaran proses cuci darah selama bertahun-tahun hanya bisa dilaksanakan di Rumah Sakit dr Abdoer Rahem, Situbondo. Padahal, di dekat rumahnya juga ada rumah sakit milik pemkab. Yakni, RSUD Besuki.
”Namun, kami tidak bisa melakukan cuci darah di Rumah Sakit Besuki. Sebab, terkendala oleh pembayaran BPJS yang hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit dr Abdoer Rahem. Di sana (Rumah Sakit Besuki) BPJS kami tidak bisa diklaimkan,” ujarnya usai menemui anggota Komisi IV DPRD Situbondo.
Bahtiar mengatakan, untuk bisa melakukan cuci darah secara rutin, selama ini hanya bergantung pada BPJS Kesehatan. Kalau tidak menggunakan layanan tersebut, dirinya tidak akan mampu untuk membayar biaya rumah sakit. ”Kami berharap Rumah Sakit Daerah Besuki bisa menerima kami. Kalaupun terkendala masalah BPJS, DPRD bisa mencarikan solusi terbaik. Misalnya, disediakan kendaraan khusus untuk kami,” harapnya.
Bahtiar menyebutkan, bukan hanya Rumah Sakit Besuki yang diharapkan bisa menerima pasien cuci darah. Tapi, juga Rumah Sakit Asembagus. ”Masyarakat yang mengalami nasib seperti kami itu jumlahnya sekitar ratusan orang. Ada di wilayah barat kemudian wilayah tengah dan wilayah timur. Makanya, tiga rumah sakit tersebut kita harapkan bisa melayani pasien seperti kita,” ucapnya.
Bahtiar menjelaskan, cuci darah yang wajib dilakukan rutin tiap minggu, membuat para penderitanya harus merogoh kocek dalam untuk biaya pengobatan. Seperti uang transportasi dan uang bulanan BPJS. ”Kami selama ini cuci darah bayar sendiri, biaya perjalanan ke rumah sakit juga ditanggung sendiri. Ini untuk perjuangan hidup kami agar bisa terus sehat,” jelasnya.
Sebab itulah, kata Bahtiar, dirinya dan teman-temannya nekat mendatangi kantor DPRD. Tujuannya untuk mengetuk nurani para wakil rakyat tersebut. ”Usaha kami sudah maksimal selama ini. Maka, kami berharap anggota dewan pun peduli dengan kita,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Situbondo Sahlawi mengaku akan memperjuangkan keluhan yang disampaikan para penderita gagal ginjal. Sehingga, bisa meringankan beban mereka. ”Permintaan dari pasien gagal ginjal agar seluruh rumah sakit daerah bisa melayani cuci darah. Kemudian, meminta ada transportasi khusus untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit,” jelasnya. (wan/pri/c1)