23.6 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Peserta Olimpiade Excellent Membeludak, Panitia Panen Protes Wali Murid

SITUBONDO, Jawa Pos Radar Situbondo – Pelaksanaan Olimpiade Excellent yang digelar pada Minggu (26/02) lalu mendapat banyak keluhan dari orang tua peserta. Pasalnya, kegiatan lomba akademik maupun non-akademik yang diikuti siswa SD dan SMP tersebut terkesan tidak serius. Padahal, peserta yang ikut ditarik biaya pendaftaran Rp 60 ribu per orang per mata pelajaran. Sementara yang ikut mencapai 1.500 orang lebih.

Pantauan koran ini, kekesalan orang tua peserta terjadi sejak pagi hari. Mereka yang mengantarkan anaknya bertanding, saat tiba di lokasi ternyata ruangan yang hendak digunakan belum jelas. Sehingga, tidak sedikit peserta yang sudah masuk ke ruang kelas, malah dikeluarkan dan dipindah ke ruang kelas lain.

Tak cukup di situ, ketersediaan soal mata pelajaran yang dilombakan juga sangat memprihatinkan. Bahkan, ada satu lembar soal matematika yang harus dikerjakan oleh empat siswa. Tak pelak, keadaan ini menuai protes dari orang tua siswa yang rata-rata didominasi oleh perempuan. Apalagi, saat panitia memutuskan untuk mengulang lomba mata pelajaran matematika. Sebagian peserta memilih meninggalkan tempat.

Baca Juga :  Bawa Sabu-Sabu, Dua Warga Kapongan Diciduk Polisi

Salah satu wali murid mengaku kesal dengan panitia Olimpiade Excellent. Sebab, mereka terkesan hanya ingin mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya. ”Coba bayangkan ini yang ikut adalah siswa se-Kabupaten Situbondo. Tapi kesiapan panitianya sangat minim. Mulai dari pendaftaran, tempat lomba, pengawas, hingga materi-materi soal. Tadi saat lomba mewarnai sudah dimulai, ternyata ada beberapa siswa yang tidak dapat lembaran gambar, ternyata masih di-print-kan,” terangnya.

Yang ironis, minimnya pengawas membuat pelaksanaan lomba menjadi tidak fair. Sebab, yang mengerjakan soal kemudian tidak murni dilakukan oleh siswa. Tapi, oleh orang tuanya. ”Ini kan tidak lucu. Bagaimana kemudian acara ini bisa memberikan penilaian yang fair terhadap prestasi siswa,” tandasnya.

Supriyono, salah satu wali murid yang ikut kegiatan Olimpiade Excellent menerangkan, keadaan tempat lomba yang menggunakan gedung SD Islam Al Abror sangat tidak memadai. Keadaan penuh sesak dan tidak nyaman. ”Seharusnya panitia sudah bisa mengantisipasi ini dengan menyiapkan langkah-langkah antisipatif,” terangnya.

Menurut Supriyono, uang pendaftaran lomba termasuk mahal. Tiap peserta harus membayar Rp 60 ribu untuk satu mata pelajaran. Sementara fasilitas yang diterima oleh peserta bisa dikatakan jauh dari kata baik. ”Kabarnya ini sudah kegiatan yang kedua kali. Kita minta DPRD tidak tinggal diam dengan keadaan ini dan bisa memanggil panitia Olimpiade Excellent agar menjadi pembelajaran ke depan,” terangnya.

Baca Juga :  Dalam Dua Hari, Pasien Korona Bertambah 64 Orang

Sementara itu, data yang dihimpun koran ini, acara Olimpiade Excellent 2023 digelar oleh Excellent Production. Ketua Pelaksana Olimpiade Excellent 2023 Ahmad Taufiq mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyukseskan acara tersebut. Kata dia, jika keadaan sempat tidak terkendali itu karena banyaknya peserta yang ikut ditambah dengan orang yang mengantar mereka. ”Kami panitia tidak menyangka akan seperti ini. Ini miss dari panitia,” terangnya.

Kata dia, panitia sudah mempersiapkan secara matang. Taufiq bersyukur karena acara bisa berlangsung hingga sukses. ”Segala risiko sebenarnya sudah kita perhitungkan. Kalau memang masih ada kesalahan, ini kesalahan kami. Ini merupakan pengalaman dan pembelajaran bagi kami,” terangnya. (hum/pri/c1)

SITUBONDO, Jawa Pos Radar Situbondo – Pelaksanaan Olimpiade Excellent yang digelar pada Minggu (26/02) lalu mendapat banyak keluhan dari orang tua peserta. Pasalnya, kegiatan lomba akademik maupun non-akademik yang diikuti siswa SD dan SMP tersebut terkesan tidak serius. Padahal, peserta yang ikut ditarik biaya pendaftaran Rp 60 ribu per orang per mata pelajaran. Sementara yang ikut mencapai 1.500 orang lebih.

Pantauan koran ini, kekesalan orang tua peserta terjadi sejak pagi hari. Mereka yang mengantarkan anaknya bertanding, saat tiba di lokasi ternyata ruangan yang hendak digunakan belum jelas. Sehingga, tidak sedikit peserta yang sudah masuk ke ruang kelas, malah dikeluarkan dan dipindah ke ruang kelas lain.

Tak cukup di situ, ketersediaan soal mata pelajaran yang dilombakan juga sangat memprihatinkan. Bahkan, ada satu lembar soal matematika yang harus dikerjakan oleh empat siswa. Tak pelak, keadaan ini menuai protes dari orang tua siswa yang rata-rata didominasi oleh perempuan. Apalagi, saat panitia memutuskan untuk mengulang lomba mata pelajaran matematika. Sebagian peserta memilih meninggalkan tempat.

Baca Juga :  SMP Al Quran Safinda Banyuwangi Kunjungi Grha Pena

Salah satu wali murid mengaku kesal dengan panitia Olimpiade Excellent. Sebab, mereka terkesan hanya ingin mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya. ”Coba bayangkan ini yang ikut adalah siswa se-Kabupaten Situbondo. Tapi kesiapan panitianya sangat minim. Mulai dari pendaftaran, tempat lomba, pengawas, hingga materi-materi soal. Tadi saat lomba mewarnai sudah dimulai, ternyata ada beberapa siswa yang tidak dapat lembaran gambar, ternyata masih di-print-kan,” terangnya.

Yang ironis, minimnya pengawas membuat pelaksanaan lomba menjadi tidak fair. Sebab, yang mengerjakan soal kemudian tidak murni dilakukan oleh siswa. Tapi, oleh orang tuanya. ”Ini kan tidak lucu. Bagaimana kemudian acara ini bisa memberikan penilaian yang fair terhadap prestasi siswa,” tandasnya.

Supriyono, salah satu wali murid yang ikut kegiatan Olimpiade Excellent menerangkan, keadaan tempat lomba yang menggunakan gedung SD Islam Al Abror sangat tidak memadai. Keadaan penuh sesak dan tidak nyaman. ”Seharusnya panitia sudah bisa mengantisipasi ini dengan menyiapkan langkah-langkah antisipatif,” terangnya.

Menurut Supriyono, uang pendaftaran lomba termasuk mahal. Tiap peserta harus membayar Rp 60 ribu untuk satu mata pelajaran. Sementara fasilitas yang diterima oleh peserta bisa dikatakan jauh dari kata baik. ”Kabarnya ini sudah kegiatan yang kedua kali. Kita minta DPRD tidak tinggal diam dengan keadaan ini dan bisa memanggil panitia Olimpiade Excellent agar menjadi pembelajaran ke depan,” terangnya.

Baca Juga :  Kisah Chairil, Bocah Penderita Penyakit Langka asal Desa Selomukti

Sementara itu, data yang dihimpun koran ini, acara Olimpiade Excellent 2023 digelar oleh Excellent Production. Ketua Pelaksana Olimpiade Excellent 2023 Ahmad Taufiq mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyukseskan acara tersebut. Kata dia, jika keadaan sempat tidak terkendali itu karena banyaknya peserta yang ikut ditambah dengan orang yang mengantar mereka. ”Kami panitia tidak menyangka akan seperti ini. Ini miss dari panitia,” terangnya.

Kata dia, panitia sudah mempersiapkan secara matang. Taufiq bersyukur karena acara bisa berlangsung hingga sukses. ”Segala risiko sebenarnya sudah kita perhitungkan. Kalau memang masih ada kesalahan, ini kesalahan kami. Ini merupakan pengalaman dan pembelajaran bagi kami,” terangnya. (hum/pri/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/