SITUBONDO – Artidjo Alkostar sosok yang baik. Dia selalu memberikan motivasi kepada saudara dan keponakannya untuk terus melakukan kebaikan. Artidjo juga selalu menitipkan kejujuran dan keikhlasan dalam melaksanakan aktivitas apapun.
Hal tersebut disampaikan oleh Busyairi. Pria yang juga keponakan Artidjo itu mengaku benar-benar merasa kehilangan. Sebab, selama ini, Artidjo di mata saudara dan keluarga tampil layaknya seorang guru. “Pak Artidjo tidak pernah mengajarkan kepada kita untuk takut memperjuangkan kebaikan. Bagi dia, apapun konsekwensinya, kebaikan harus tetap diperjuangkan. Karena berhenti berbuat baik, sama saja membiarkan kejahatan merajalela,” ungkapnya.
Sayang, Artidjo tidak memiliki anak sama sekali. Sehingga tidak ada keturunan yang bisa meneruskan perjuangannya. “Saya tidak tahu kenapa beliau tidak memiliki anak hingga akhir hayatnya. Namun yang jelas, Artidjo memiliki seorang istri bernama Sri Wityaningsih. Kebetulan istrinya tinggal di Semarang, bukan di Kumbangsari, Kecamatan Jangkar Situbondo,” ungkapnya.
Saudara kandung Artidjo bejumlah tiga orang. Salah satu dari mereka meninggal dunia. “Biasanya kalau Pak Artisjo pulang, saudara-saudaranya datang ke rumahnya,” ungkapnya.
Biasanya Artidjo pulang ke Situbondo setiap satu tahun sekali. “Biasanya hampir hari raya Idul Fitri dia pulang. Dia di sini (Desa Kumbangsari, Red), biasanya berdiam selama satu minggu,” ungkapnya.
Selama berada di rumah, Artidjo seringkali menghabiskan waktunya mengurusi tanaman hias dan ayam miliknya. “Kebetulan dia mengoleksi banyak tanaman. Jadi ketika pulang, tanaman-tanaman miliknya disiram dan dirawat, termasuk ayam jago kesayangannya,” ungkapnya.
Sekedari diketahui, Artidjo Alkostar adalah seorang ahli hukum Indonesia. Ia merupakan mantan Hakim Agung sekaligus Ketua Kamar Pidana Mahkamah Agung RI yang mendapat banyak sorotan atas keputusan dan pernyataan perbedaan pendapatnya dalam banyak kasus besar atau dikenal dalam dunia hukum sebagai dissenting opinion.
Minggu siang, sekitar pukul 14.00 WIB, sopir Artidjo menghubungi ajudan karena kamar Artidjo di Apartemen Springhill Terrace Residence Tower Sandalwood, Lantai 6 No 6-H tidak bisa dibuka. Lalu, saat didobrak, Artidjo ditemukan sudah tidak sadarkan diri dan kemudian dinyatakan telah meninggal. Jenazah Artidjo lalu dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta. Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan, Artidjo meninggal dunia karena sakit jantung dan paru-paru. (zul/aif)