JawaPos.com – Para pelaku usaha banyak yang berpuasa akibat dampak pandemi. Itu juga dialami Hariono, 46, salah satu pembuat gazebo asal Desa/Kecamatan Gambiran yang selama ini banyak menerima pesanan dari Bali.
Hariono mengaku selama enam bulan sejak pandemi berlangsung, permintaan gazebo dari Bali sangat sepi. Padahal biasanya, setiap bulan mengirim empat gazebo ke Pulau Dewata. “Dalam lima bulan ini baru kirim sekali,” katanya.
Selama permintaan dari Bali sepi, Hariono melayani permintaan dari pasar lokal Banyuwangi. Secara kebetulan, permintaan ini bermunculan. “Bali seperti mati, untungnya orang sekitar Banyuwangi ada yang mau beli,” ujarnya seraya menyebut harga jenis gazebo bongkar pasang (knock down) ini mulai Rp. 6.5 juta.
Secara ekonomi, Hariono mengaku dampak pandemi ini tidak berpengaruh dengan keuangan, bahan baku, dan modal. Sebab, usaha yang dijalankan ini modalnya tidak dari pinjaman bank. “Saya tidak pusing dikejar setoran,” cetusnya.
Hanya saja, dia bisa bersantai. Sebab, usahanya ini melibatkan tenaga kerja. Sejumlah tetangga yang berniat bekerja di tempatnya terpaksa, untuk sementara harus ditolak.“Ada yang mau ikut, saya terpaksa belum berani menerima, masih seperti ini,” dalihnya.(sli/abi)