SILIRAGUNG – Seekor anak buaya muara dengan panjang 1.3 meter, tersangkut jaring milik warga yang sedang mencari ikan di Sungai Kalibaru, Dusun Krajan, Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung pada Selasa malam (23/11). Tertangkapnya buaya itu, sempat menghebohkan warga kampung.
Selama ini, warga yang tinggal di sekitar Sungai Kalibaru, Desa Barurejo, itu sering menyebut di sekitar sungai itu banyak buaya. Tidak sedikit dari warga, pernah melihatnya. “Buaya yang kena jaring warga itu masih kecil,” terang Kepala Dusun Krajan, Desa Barurejo, Frendi Robi.
Dari informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Genteng, anak buaya tertangkap warga yang sedang mencari ikan itu sekitar pukul 20.00. Warga yang mencari ikan itu Tarmidi, asal Desa Barurejo. “Saat itu Tarmidi mencari ikan menggunakan jarring,” terangnya.
Saat menjaring ikan di Sungai Kalibaru yang saat itu debit air sedang tinggi karena baru turun hujan deras, jelas dia, Tarmidi sempat kaget jaringnya susah ditarik. Setelah diangkat, ternyata ada anak buaya itu. “Tarmidi manggil warga,” ungkapnya.
Bersamaan dengan itu, Babinsa Barurejo, Serda Sutriyadi bersama warga sedang berada tidak jauh dari lokasi. Mereka langsung menuju ke lokasi penangkapan anak buaya itu. “Agar tidak membahayakan, anak buaya itu diikat dan dibawa ke Posramil Siliragung,” ungkapnya.
Menurut Frendi, anak buaya itu dibawa ke Posramil Siliragung sekitar pukul 21.00. Setelah itu, menghubungi petugas BKSDA Banyuwangi. “Petugas BKSDA Banyuwangi tiba di Posramil sekitar pukul 00.30,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Keberadaan buaya di Sungai Kalibaru itu, terang dia, sebenarnya sudah tidak asing. Selama ini, warga banyak yang melihat buaya muncul ke permukaan sungai. “Di sungai itu warga banyak yang mincing dan mencari pasir, dan tidak pernah ada masalah,” ujarnya.
Di sungai itu, terang dia, buaya sering muncul mulai dari Dam Kemloso, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, dan sekitar jembatan baru perbatasan Desa Barurejo dengan Desa Karangmulyo, Kecamatan Tegalsari. “Warga sering melihat di sepanjang sungai itu,” jelasnya.
Selama ini, lanjut dia, keberadaan buaya itu aman. Warga juga tidak pernah memburu satwa ini. Itu karena warga mengetahui buaya sebagai binatang yang dilindungi. “Juga karena ada mitos yang berkembang di masyarakat,” terangnya.
Dalam mitos itu, jika ada buaya ditangkap atau disakiti, maka indukan buaya akan datang dan mencari ke rumah warga yang menangkap. “Dulu pernah ada warga menangkap buaya, lalu ada orang datang mencari anaknya, orang itu ya buaya berwujud manusia, tapi itu katanya dulu,” terangnya.(abi)