24 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Remaja Tuna Grahita Tewas Tenggelam

MUNCAR, Jawa Pos Radar Genteng – Nasib tragis menimpa Mohamad Rio, 17. Penyandang tuna grahita asal Dusun Kabatmantren, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, itu tewas karena tenggelam di sungai yang tidak jauh dari rumahnya, Minggu (26/2).

Korban yang sedang bermain sepeda bersama temannya di belakang kantor desanya sekitar pukul 10.00 itu, terperosok ke sungai dan terseret arus yang deras. “Main sepeda di pinggir sungai, saat itu sungainya besar,” kata Kapolsek Muncar Kompol Imron melalui Kanit Reskrim Iptu Sadimun.

Kanit Reskrim menyebut saat naik sepeda di pinggir sungai itu, tidak bisa mengendalikan laju sepedanya. Sehingga terperosok dan jatuh ke sungai. “Korban tidak bisa berenang, terbawa arus sungai dan tenggelam,” terangnya.

Baca Juga :  UNBK Aman, Semua Sekolah Dijaga Polisi

Saat korban jatuh ke sungai, lanjut dia, teman-temannya yang masih duduk di bangku SD itu langsung pulang dan melaporkan ke orang tuanya. “Orang tua teman korban segera mencari pertolongan untuk menyelamatkan Rio,” ungkapnya.

Atas kejadian itu, TRC BPBD, Koramil, dan Polsek Muncar juga segera meluncur ke lokasi dan mencari korban. Saat mereka menyisir sungai, korban berhasil ditemukan berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi tenggelam. “Korban ditemukan setelah dua jam pencarian, korban ditemukan di timur Jembatan Gantung Kedungringin,” terangnya.

Saat ditemukan itu, lanjut dia, korban sudah meninggal. Tubuh korban ditemukan tersangkut di akar pohon sisi selatan sungai. Korban langsung dievakuasi dan dikirim ke rumahnya. Petugas medis Puskesmas Kedungrejo, Kecamatan Muncar, juga langsung memeriksanya. “Dari hasil pemeriksaan luar, korban meninggal karena tenggelam,” terang Iptu Sadimun.

Baca Juga :  Setahun Nikahkan 710 Pasangan

Korban yang ditemukan meninggal itu, membuat orang tuanya Riyanto, 59, dan Latifah, 56, duka yang mendalam. Saat jenazah tiba, keduanya langsung menangis. “Rio itu anak sulung kami,” ujar Riyanto, ayah korban.

Menurut keterangan Riyanto, Rio adalah anak berkebutuhan khusus. Rio tuna grahita atau keterbelakangan mental. “Anak saya ini tuna grahita, sekolahnya di SLB YPABK Tembokrejo, Kecamatan Muncar,” ungkapnya.(gas/abi)

MUNCAR, Jawa Pos Radar Genteng – Nasib tragis menimpa Mohamad Rio, 17. Penyandang tuna grahita asal Dusun Kabatmantren, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, itu tewas karena tenggelam di sungai yang tidak jauh dari rumahnya, Minggu (26/2).

Korban yang sedang bermain sepeda bersama temannya di belakang kantor desanya sekitar pukul 10.00 itu, terperosok ke sungai dan terseret arus yang deras. “Main sepeda di pinggir sungai, saat itu sungainya besar,” kata Kapolsek Muncar Kompol Imron melalui Kanit Reskrim Iptu Sadimun.

Kanit Reskrim menyebut saat naik sepeda di pinggir sungai itu, tidak bisa mengendalikan laju sepedanya. Sehingga terperosok dan jatuh ke sungai. “Korban tidak bisa berenang, terbawa arus sungai dan tenggelam,” terangnya.

Baca Juga :  Pencarian Nelayan Hilang Dilakukan di Pantai dan Laut

Saat korban jatuh ke sungai, lanjut dia, teman-temannya yang masih duduk di bangku SD itu langsung pulang dan melaporkan ke orang tuanya. “Orang tua teman korban segera mencari pertolongan untuk menyelamatkan Rio,” ungkapnya.

Atas kejadian itu, TRC BPBD, Koramil, dan Polsek Muncar juga segera meluncur ke lokasi dan mencari korban. Saat mereka menyisir sungai, korban berhasil ditemukan berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi tenggelam. “Korban ditemukan setelah dua jam pencarian, korban ditemukan di timur Jembatan Gantung Kedungringin,” terangnya.

Saat ditemukan itu, lanjut dia, korban sudah meninggal. Tubuh korban ditemukan tersangkut di akar pohon sisi selatan sungai. Korban langsung dievakuasi dan dikirim ke rumahnya. Petugas medis Puskesmas Kedungrejo, Kecamatan Muncar, juga langsung memeriksanya. “Dari hasil pemeriksaan luar, korban meninggal karena tenggelam,” terang Iptu Sadimun.

Baca Juga :  Kurang Perawatan, Situs Candi Gubug Payung mulai Rusak

Korban yang ditemukan meninggal itu, membuat orang tuanya Riyanto, 59, dan Latifah, 56, duka yang mendalam. Saat jenazah tiba, keduanya langsung menangis. “Rio itu anak sulung kami,” ujar Riyanto, ayah korban.

Menurut keterangan Riyanto, Rio adalah anak berkebutuhan khusus. Rio tuna grahita atau keterbelakangan mental. “Anak saya ini tuna grahita, sekolahnya di SLB YPABK Tembokrejo, Kecamatan Muncar,” ungkapnya.(gas/abi)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/