SEMPU, Jawa Pos Radar Genteng – Warga Dusun Tlogosari, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu dibuat geger Rabu (25/1). Sekitar pukul 11.00, seorang pemuda bertato Supriyono, 22, ditemukan tewas gantung diri di gubuk tengah hutan Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Purwodadi, Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kalisetail, Perhutani KPH Banyuwangi Barat.
Saat ditemukan warga, korban sudah meninggal di gubuk yang berjarak sekitar satu kilometer dari pemukiman warga. Lehernya diikat menggunakan gedebok pisang yang dirangkap dua dan diikatkan dengan kayu pada bangunan gubuk itu “Gantung diri pakai gedebok (pisang),” kata Kapolsek Sempu, AKP Karyadi.
Menurut Kapolsek, Supriyono yang gantung diri itu kali pertama ditemukan Erwin, 43, warga kampung setempat. Saat itu, ia hendak pergi ke hutan untuk bekerja. Korban ditemukan sudah dalam keadaan tergantung lengkap dengan pakaian warna merah dan celana pendek. “Gubuk itu biasa dibuat warga untuk istirahat,” jelasnya.
Melihat ada orang menggantung di gubuk, terang Kapolsek, Erwin kaget dan lari menuju ke perkampungan. Selanjutnya lapor pada ketua RT Halimi, 56. “Informasinya sampai kepada kami, kita ke lokasi bersama petugas medis dan korban masih menggantung,” ujarnya.
Kapolsek mengaku dengan dibantu warga mengevakuasi tubuh korban dengan diturunkan. Selanjutnya, korban yang tubuhnya penuh dengan tato itu diperiksa oleh petugas medis dari Puskesmas Sempu. “Dari pemeriksaan luar, tidak ada bekas luka penganiayaan,” jelasnya.
Dari keterangan petugas kesehatan itu, Kapolsek berkeyakinan korban ingin sengaja bunuh diri. Apalagi, dari keterangan petugas medis ditemukan keluarnya air mani dari kemaluan, dan kotoran dari dubur korban. “Diduga aksi bunuh diri ini dilakukan korban pada malam hari,” cetusnya.
Dugaan itu, jelas Kapolsek, diperkuat dari keterangan keluarganya kalau korban ini keluar rumah pada tengah malam. Hanya saja, motif yang mendasari korban nekat mengakhiri hidupnya secara tragis itu belum diketahui. “Korban ini jarang pulang, jadi keluarganya juga tidak tahu,” dalihnya.
Kesehariannya, lanjut Kapolsek, korban ini seorang pengamen dan jarang pulang. Biasanya mangkal di eks Terminal Genteng. “Dari pengakuan keluarga tidak ada yang aneh, biasa-biasa saja,” jelasnya.
Misteri motif Supriyono gantung diri juga disampaikan salah satu kerabat korban, Suraji, 43, asal Dusun Krajan, Desa /Kecamatan Sempu. Ia mengaku kaget mendapat kabar saudaranya meninggal dengan gantung diri. “Saya sedang jualan ikan laut (keliling), dapat kabar saudara saya meninggal gantung diri,” paparnya seraya menyampaikan keluarga tidak ada yang tahu penyebab korban sampai bunuh diri.(sas/abi)