24 C
Banyuwangi
Monday, June 5, 2023

Sering Banjir Karena Banyak Pohon Penahan Air Ditebang

TEGALSARI – Banjir yang terjadi di Dusun Sumberjambe dan Dusun Sumberdadi, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, mengundang reaksi keras dari Ketua DPC PKB Banyuwangi Abdul Malik Syafaat.

Pria yang biasa disapa Gus Malik itu menyebut, banjir itu terjadi karena banyak pohon keras di Kebun PTPN XII yang ditebang dan ditanami tebu untuk pabrik gula di PT Industri Gula Glenmore (IGG). ”Banjir ini sering terjadi dan akan berulang-ulang,” katanya.

Banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Pesanggaran dan Glenmore, terang Gus Malik, itu diakibatkan banyak penebangan tanaman keras seperti kakao, pohon karet, pohon kopi, dan pohon kelapa di lahan Kebun PTPN XII. ”Banjir terjadi setelah ada penggantian tanaman di kebun,” jelasnya.

Baca Juga :  Vaksinasi Hewan Kembali Dilanjutkan

Menurut Gus Malik, PTPN XII yang mengelola banyak kebun di wilayah Banyuwangi telah menetapkan lahan seluas 10 ribu hektare akan ditanami tebu. Dari luasan lahan itu, saat ini yang baru ditanami tebu baru sekitar 7 ribu hektare. ”Ini dampaknya sudah luar biasa,” ungkapnya.

Gus Malik menyebut, bila setiap seribu hektare ada 700 pohon keras yang ditebang, berarti ada 4,9 juta pohon penahan air hujan telah habis dibabat. ”Ini tidak bisa diteruskan, kasihan rakyat yang akan menjadi korban,” ungkapnya.   

Untuk menuntaskan masalah ini, Gus Malik telah meminta pada Fraksi PKB di DPRD Banyuwangi untuk memanggil sejumlah pihak yang dianggap bertanggung jawab. Mereka itu Pemkab Banyuwangi, PT IGG, dan PTPN XII. ”Ini harus dijelaskan, termasuk kajiannya bagaimana,” tandasnya. (sas/abi/c2)

Baca Juga :  Warga Swadaya Perbaiki Jalan Rusak

TEGALSARI – Banjir yang terjadi di Dusun Sumberjambe dan Dusun Sumberdadi, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, mengundang reaksi keras dari Ketua DPC PKB Banyuwangi Abdul Malik Syafaat.

Pria yang biasa disapa Gus Malik itu menyebut, banjir itu terjadi karena banyak pohon keras di Kebun PTPN XII yang ditebang dan ditanami tebu untuk pabrik gula di PT Industri Gula Glenmore (IGG). ”Banjir ini sering terjadi dan akan berulang-ulang,” katanya.

Banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Pesanggaran dan Glenmore, terang Gus Malik, itu diakibatkan banyak penebangan tanaman keras seperti kakao, pohon karet, pohon kopi, dan pohon kelapa di lahan Kebun PTPN XII. ”Banjir terjadi setelah ada penggantian tanaman di kebun,” jelasnya.

Baca Juga :  Bupati Ipuk Fokus Pandemi dan Pemulihan Ekonomi

Menurut Gus Malik, PTPN XII yang mengelola banyak kebun di wilayah Banyuwangi telah menetapkan lahan seluas 10 ribu hektare akan ditanami tebu. Dari luasan lahan itu, saat ini yang baru ditanami tebu baru sekitar 7 ribu hektare. ”Ini dampaknya sudah luar biasa,” ungkapnya.

Gus Malik menyebut, bila setiap seribu hektare ada 700 pohon keras yang ditebang, berarti ada 4,9 juta pohon penahan air hujan telah habis dibabat. ”Ini tidak bisa diteruskan, kasihan rakyat yang akan menjadi korban,” ungkapnya.   

Untuk menuntaskan masalah ini, Gus Malik telah meminta pada Fraksi PKB di DPRD Banyuwangi untuk memanggil sejumlah pihak yang dianggap bertanggung jawab. Mereka itu Pemkab Banyuwangi, PT IGG, dan PTPN XII. ”Ini harus dijelaskan, termasuk kajiannya bagaimana,” tandasnya. (sas/abi/c2)

Baca Juga :  Perbaikan Jalan Rogojampi Picu Kemacetan di Pasar Rogojampi

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/