TEGALSARI – Kecelakaan yang merenggut satu nyawa di Jalan Wiroguno, Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari, sebenarnya terjadi pada Minggu dini hari (16/1). Hanya saja, keluarga korban baru lapor pada polisi Selasa (18/1), setelah salah satu korban Lio Sutrisno, 16, asal Dusun Krajan, Desa Dasri, meninggal.
Kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 23.30. Itu bermula Lio Sutrisno yang mengendarai motor Honda Tiger tanpa lampu dan plat nomor, melaju dengan kecepatan tinggi dari arah selatan. “Di lokasi itu sering dibuat trek-trekan anak muda, kalau naik motor banter,” cetus Kanitlantas Polsek Genteng, Iptu Nanang Wardhana, Rabu (19/1).
Saat bersamaan dari arah berlawanan meluncur Adam Widiantoro, 21, asal Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu naik motor Honda GL dengan kecepatan juga tinggi. Motor ini, juga tidak ada lampu dan platnomornya. “Kedua motor itu sama-sama melaju di tengah badan jalan,” ungkapnya.
Diduga kedua pemuda yang naik motor itu tidak tahu ada motor dari arah berlawanan. Selain kedua motor tidak ada lampunya, di lokasi kejadian juga gelap. “Kedua motor tabrakan adu moncong,” ungkapnya.
Akibat kecelakaan itu, kedua pemotor terpelanting dan jatuh ke jalan aspal. Oleh teman-temannya, ditolong dan dibawa ke RS Al Huda Gambiran. Lio Sutrisno mengalami luka serius di bagian kepala, patah tulang bagian lengan dan paha kiri, serta robek di bagian pelipis sebelah kiri. Sedang Adam, mengalami luka serius di bagian kepala dan robek di kedua kakinya. “Keduanya sama-sama luka parah,” cetusnya.
Lio Sutrisno yang terluka parah itu, akhirnya meninggal setelah dua hari menjalani perawatan di RS Al Huda Gambiran. Sedang Adam, hingga kemarin (19/1) masih kritis dan masih belum sadar. “Keluarga lapor setelah korban meninggal,” katanya.(sas/abi)