PESANGGARAN, Jawa Pos Radar Genteng – Early Warning System (EWS) yang dipasang di Pantai Muncar, Desa Kedungrejo, dan Pantai Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kembali diaktifkan, Selasa (20/12). Sistem peringatan dini kebencanaan tersebut sebelumnya sempat vakum selama sekitar dua bulan.
Plt. Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Mujito mengatakan alat tersebut dipasang di titik-titik lokasi yang berpotensi terjadi tsunami. “EWS tersebut akan mengeluarkan sirine apabila terjadi gempa yang berpotensi timbulnya tsunami,” katanya kepada Jawa Pos Radar Genteng.
Mujito menyebut, pengaktifan EWS tersebut bukanya tanpa alasan. Sebab, sepanjang garis pantai Banyuwangi yang mencapai 175 kilometer berpotensi tsunami. “Seluruh garis pantai di Banyuwangi berpotensi tsunami. Sehingga diharapkan EWS bisa membantu masyarakat untuk mengeluarkan peringatan dini jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami,” paparnya.
Mujito menjelaskan meski secara fisik alat-alat itu berada di pinggir pantai, kendali agar alat tersebut mengeluarkan bunyi alarm tetap berada di kantor BPBD Banyuwangi. “Pemantauannya tetap berada di sini. Kalau memang ada kondisi yang mengarah ke bencana alam (tsunami), baru kita aktifkan alarm tersebut,” paparnya.
Ia juga mengungkap, sembari mengaktifkan beberapa unit EWS tersebut, tim BPBD Banyuwangi juga turut memberikan sosialisasi kepada warga. “Sudah kami sosialisasikan seperti apa kerja alat ini. Jangan sampai warga jadi bingung ketika ada alarm berbunyi,” ungkapnya.
Percobaan alat-alat tersebut juga akan dilakukan secara berkala. Menurut Mujito, alat tersebut nantinya akan diujicoba setiap tangal 26. “Tiap bulan sekali, tepatnya pada tanggal 26. Itu sekaligus mengingat tragedi tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 lalu,” pungkasnya, seraya menyebut percobaan akan dilakukan dengan volume alarm yang tidak maksimal. (sas/als)