28.6 C
Banyuwangi
Saturday, June 10, 2023

Jembatan Ambruk, KBM Siswa SDN 7 Tegalharjo Dipindah ke Masjid

GLENMORE – Jembatan Carangan yang ambruk pada Kamis malam (18/11), membuat akses jalan yang menghubungkan Dusun Gunungkrikil, Desa Tegalharjo dengan Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, terputus. Dan itu, juga mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN 7 Tegalharjo yang berada di ujung jembatan.

Di SDN 7 Tegalharjo itu, siswa dan gurunya paling banyak berasal dari Desa Karangharjo. Selama ini, mereka menjadikan Jembatan Carangan sebagai akses utama menuju sekolah. “Mayoritas siswa dan guru berasal dari Desa Karangharjo,” ungkap Yami, 59, Kepala SDN 7 Tegalharjo, Jumat (19/11).

Menurut Yami, untuk menyiasati siswa dan guru yang dari Desa Tegalharjo, untuk sementara KBM dipindah di Masjid Al Hikmah yang ada di Dusun Krajan, Desa Karangharo. “Siswa yang dari Desa Karangharjo itu ada sekitar 30 siswa, untuk sementara mereka belajarnya kita pindah ke masjid,” tuturnya.

Baca Juga :  Kampung Terisolasi, Siswa Kelas I hingga VI Digabung Satu Ruangan

Kebijakan itu ditempuh, jelas dia, karena Jembatan Carangan tidak bisa dilewati. Jalan lain menuju sekolah, bisa ditempuh melalui Jolondoro dengan jalan yang rusak dan harus memutar dnegan jarak sekitar enam kilometer. “Kalau harus memutar ya kasihan para siswa,” dalihnya.

Bagi siswa yang rumahnya di Dusun Gunungkrikil, Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, akan tetap belajar di sekolah dengan pembelajaran yang diberikan secara daring. “Siswa yang tinggal di Dusun Gunungkrikil ada 18 siswa, di situ ada satu guru, guru itu yang akan mengawal anak-anak,” cetusnya.

Yami mengaku menemui beberapa kendala dalam KBM pasca ambruknya Jembatan Carangan tersebut. Seluruh sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memberikan pembelajaran pada siswa, ada di sekolah. “Saat ini yang dipegang para siswa hanya LKS (lembar kerja siswa),” ungkapnya.(mg3/abi)

Baca Juga :  Polsek Tegaldlimo Pantau Pendistribusian Pupuk Bersubsidi

GLENMORE – Jembatan Carangan yang ambruk pada Kamis malam (18/11), membuat akses jalan yang menghubungkan Dusun Gunungkrikil, Desa Tegalharjo dengan Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, terputus. Dan itu, juga mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN 7 Tegalharjo yang berada di ujung jembatan.

Di SDN 7 Tegalharjo itu, siswa dan gurunya paling banyak berasal dari Desa Karangharjo. Selama ini, mereka menjadikan Jembatan Carangan sebagai akses utama menuju sekolah. “Mayoritas siswa dan guru berasal dari Desa Karangharjo,” ungkap Yami, 59, Kepala SDN 7 Tegalharjo, Jumat (19/11).

Menurut Yami, untuk menyiasati siswa dan guru yang dari Desa Tegalharjo, untuk sementara KBM dipindah di Masjid Al Hikmah yang ada di Dusun Krajan, Desa Karangharo. “Siswa yang dari Desa Karangharjo itu ada sekitar 30 siswa, untuk sementara mereka belajarnya kita pindah ke masjid,” tuturnya.

Baca Juga :  Pembelajaran SDN 7 Tegalharjo Pindah ke Kantor Kecamatan

Kebijakan itu ditempuh, jelas dia, karena Jembatan Carangan tidak bisa dilewati. Jalan lain menuju sekolah, bisa ditempuh melalui Jolondoro dengan jalan yang rusak dan harus memutar dnegan jarak sekitar enam kilometer. “Kalau harus memutar ya kasihan para siswa,” dalihnya.

Bagi siswa yang rumahnya di Dusun Gunungkrikil, Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, akan tetap belajar di sekolah dengan pembelajaran yang diberikan secara daring. “Siswa yang tinggal di Dusun Gunungkrikil ada 18 siswa, di situ ada satu guru, guru itu yang akan mengawal anak-anak,” cetusnya.

Yami mengaku menemui beberapa kendala dalam KBM pasca ambruknya Jembatan Carangan tersebut. Seluruh sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memberikan pembelajaran pada siswa, ada di sekolah. “Saat ini yang dipegang para siswa hanya LKS (lembar kerja siswa),” ungkapnya.(mg3/abi)

Baca Juga :  Ven Kondou Diabadikan Jadi Nama Gedung di Puslatpurmar 7

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/