GENTENG – Warga Dusun Krajan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, merasa gerah dengan kemunculan pengamen yang tubuhnya penuh tato, kemarin (19/6). Pengamen tersebut sering berkeliling kompleks dan seolah menjadikan lokasi tersebut sebagai langganan untuk meminta uang kepada warga.
Siti Munawaroh, 47, warga Dusun Krajan, RT4 RW5, Desa Genteng Kulon mengaku, dalam satu hari ada tiga hingga empat pengamen yang meminta uang di rumahnya. Para pengamen tersebut bergantian mengamen dari rumah ke rumah untuk meminta uang kepada warga. ”Iya pengamen itu tidak ada habisnya. Padahal rumah sudah ditutup. Namun mereka masih saja menyanyi dan bermain gitar dengan bersuara lantang,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan, Ahmad Jupri, 45, warga Dusun Krajan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. Ia mengatakan, pengamen tersebut merupakan pendatang dari luar desa. Mereka rata-rata masih remaja yang berusia sekitar 20 hingga 25 tahun. Wajah para pengamen itu asing dan badan penuh dengan tato. ”Kami khawatir jika pengamen itu melakukan tindakan kriminal seperti pencurian kendaraan bermotor dan barang-barang berharga lainnya,” ungkapnya.
Warga berharap para pengamen tersebut segera ditertibkan sehingga tidak membuat masyarakat resah. ”Kalau tidak diberi uang, mereka menyanyi semakin keras. Suaranya pun juga tidak enak didengar. Mereka tidak menjual suara, malah menambah kebisingan,” paparnya.
Sementara itu, Trantib Kecamatan Genteng Masruri menyebut, pihaknya akan segera melakukan patroli rutin untuk menertibkan para pengamen tersebut. Sebab mereka dinilai sudah mengganggu ketertiban warga. Sebelumnya pihaknya sudah berulang kali menertibkan para anak punk yang membuat resah warga dengan berpakaian acak-acakan dan terkesan kotor. ”Biasanya para pengamen itu berasal dari luar kota dan mengamen dari rumah ke rumah untuk ongkos jalan pulang,” pungkasnya.