30.8 C
Banyuwangi
Tuesday, March 21, 2023

Awas, Debit Air di Dam Garit Naik

SINGOJURUH, Jawa Pos Radar Genteng – Sempat tiga minggu kering, debit air di Dam Garit, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh kembali naik, pada Senin (16/1) sore. Ketinggian air mencapi 50 hingga 60 centimeter setelah di daerah hulu turun hujan deras.

Petugas penjaga pintu air (PPA) Dam Garit, Heru Mayangkoro, 39, mengatakan setiap turun hujan deras debit air Sungai Badeng selalu naik. “Ini hujan deras tidak lama, tapi debit air naik sampai 50 centimeter,” ujarnya.

Meski ketinggian air sungai mencapai 60 centimeter, Heru menilai masih dianggap aman. Baru kalau debit air itu naik hingga 90 centimeter, itu sudah masuk bahaya. “Kalau ketinggian air mencapai 90 centimeter, air sungai akan meluap ke pemukiman penduduk,” cetusnya.

Baca Juga :  13 Kecamatan Terdampak Angin Kencang
KERUH: Debit air Sungai Badeng di Dam Garit, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh kembali naik Senin sore (16/1). (Foto: Heru Untuk JPRG)

Menurut Heru, sekitar pukul 16.00, debit air di Dam Garit tiba-tiba naik. Beruntung, petugas penjaga pintu air telah standby, sehingga petugas itu bisa langsung membuka pintu air. “Kalau ketinggian airnya dirasa mengkhawatirkan, harus segera dibuka (pintu air), agar tidak meluap,” sebutnya.

Meningkatnya debit air itu, terang Heru, salah satunya karena sedimen yang menumpuk di sekitar pintu air Dam Garit. Sedimen itu, tidak hanya material kerikil dan pasir, tapi juga akar dan batang pohon. “Itu kiriman dari hulu,” ungkapnya.

Untuk mengurangi bahaya, lanjut dia, setelah air kembali surut, sedimen pasir, lumpuur, dan akar pohon langsung dibersihkan bersama petugas yang lain. “Siang ini kami baru selesai bersih-bersih sedimen, soalnya banjir kemarin membawa banyak lumpur,” katanya.

Baca Juga :  Angin Kencang Diramal Masih Melanda Banyuwangi

Pengerukan sedimen di aliran sungai harus dilakukan secara berkala. Bila tidak, material yang dibawa aliran sungai akan menumpuk dan menyebabkan daya tampung sungai kurang maksimal. “Sedimen pasir dan kerikil itu menyebabkan pendangkalan sungai, dan itu yang menyebabkan air meluap,” tuturnya.(sas/abi)

SINGOJURUH, Jawa Pos Radar Genteng – Sempat tiga minggu kering, debit air di Dam Garit, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh kembali naik, pada Senin (16/1) sore. Ketinggian air mencapi 50 hingga 60 centimeter setelah di daerah hulu turun hujan deras.

Petugas penjaga pintu air (PPA) Dam Garit, Heru Mayangkoro, 39, mengatakan setiap turun hujan deras debit air Sungai Badeng selalu naik. “Ini hujan deras tidak lama, tapi debit air naik sampai 50 centimeter,” ujarnya.

Meski ketinggian air sungai mencapai 60 centimeter, Heru menilai masih dianggap aman. Baru kalau debit air itu naik hingga 90 centimeter, itu sudah masuk bahaya. “Kalau ketinggian air mencapai 90 centimeter, air sungai akan meluap ke pemukiman penduduk,” cetusnya.

Baca Juga :  BMKG: Waspada Angin Kencang Dua Hari ke Depan
KERUH: Debit air Sungai Badeng di Dam Garit, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh kembali naik Senin sore (16/1). (Foto: Heru Untuk JPRG)

Menurut Heru, sekitar pukul 16.00, debit air di Dam Garit tiba-tiba naik. Beruntung, petugas penjaga pintu air telah standby, sehingga petugas itu bisa langsung membuka pintu air. “Kalau ketinggian airnya dirasa mengkhawatirkan, harus segera dibuka (pintu air), agar tidak meluap,” sebutnya.

Meningkatnya debit air itu, terang Heru, salah satunya karena sedimen yang menumpuk di sekitar pintu air Dam Garit. Sedimen itu, tidak hanya material kerikil dan pasir, tapi juga akar dan batang pohon. “Itu kiriman dari hulu,” ungkapnya.

Untuk mengurangi bahaya, lanjut dia, setelah air kembali surut, sedimen pasir, lumpuur, dan akar pohon langsung dibersihkan bersama petugas yang lain. “Siang ini kami baru selesai bersih-bersih sedimen, soalnya banjir kemarin membawa banyak lumpur,” katanya.

Baca Juga :  Harga Bawang Putih Fluktuatif

Pengerukan sedimen di aliran sungai harus dilakukan secara berkala. Bila tidak, material yang dibawa aliran sungai akan menumpuk dan menyebabkan daya tampung sungai kurang maksimal. “Sedimen pasir dan kerikil itu menyebabkan pendangkalan sungai, dan itu yang menyebabkan air meluap,” tuturnya.(sas/abi)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/