PESANGGARAN, Jawa Pos Radar Genteng – Banjir kembali melanda Dusun Sumberjambe, Desa Kandangan, Kecamataan Pesanggaran, kemarin (14/11). Air dari Sungai Karangtambak yang ada di kampung itu, meluap hingga masuk ke perkampungan RT 2, RW 3, tepatnya di Afdeling Sumbergandeng, Kebun Sumberjambe, PTPN XII.
Banjir akibat turun hujan deras sekitar tiga jam itu, ketinggian air sekitar satu meter hingga masuk ke rumah warga, dan menggenangi jalan dengan arus yang cukup kuat. “Banjir ini terjadi akibat turun hujan sejak siang,” cetus Kepala Desa Kandangan, Riyono.
Menurut Riyono, hujan deras yang membuat desanya banjir itu, mulai turun sekitar pukul 12.00. Hujan ini, terutama di daerah utara Desa Kandangan yang berbatasaan dengan Kecamatan Glenmore. “Selain hujan yang cukup deras, Sungai Karangtambak mengalami pendangkalan, tidak mampu menampung debit air yang melimpah,” katanya.
Riyono menyebut, air dari Sungai Karangtambak mulai meluap sekitar pukul 14.00. Karena hujan tidak lekas berhenti, air sungai masuk ke perumahan penduduk dengan arus yang cukup kuat. “Air yang masuk ke perkampungan ketinggiannya mencapai satu meter,” ujarnya.
Banjir yang aterjadi di desanya ini, masih kata Riyono, hanya terjadi di Dusun Sumberjambe. Dusun Krajan yang sebelumnya banjir, untuk kali ini aman. “Air banjir masuk ke perumahan penduduk, kita masih mengumpulkan data kerusakannya,” terangnya.
Agar banjir tidak terulang, Riyono berharap Pemkab Banyuwangi bisa menindaklanjuti dengan normalisasi di sungai yang mengalami kedangkalan itu. Sehingga, bila hujan deras air tidak sampai meluap dan meluber ke pemukiman warga. “Kami berharap pemerintah daerah melakukan normalisasi Sungai Karangtambak,” harapnya.
Kepala Dusun Sumberjambe, Desa Kandangan, Zainal Arifin mengungkapkan, ada 60 kepala keluarga (KK) yang saat ini terdampak banjir. “Tahun lalu juga banjir seperti ini, tapi banjir kali ini lebih parah,” jelasnya.
Air yang meluap dari Sungai Karangtambak, terang dia, tidak hanya meluber ke jalanan. Tapi, sampai masuk ke rumah penduduk. Dan warga, masih tetap bertahan di rumahnya. “Kalau sampai malam air belum surut, warga akan mencari tempat yang aman,” cetusnya.