TEGALSARI, Jawa Pos Radar Genteng – Keberadaan bangunan pintu air di Sungai Panduman yang menjadi pembatas Desa Tegalrejo dengan Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, banyak dikeluhkan warga, kemarin (14/11).
Selain pintu air itu dianggap tidak berfungsi, saat debit air meningkat akibat turun hujan deras, bangunan pintu air itu membuat arus sungai mengikis lahan di sisi timur sungai. “Tanah saya di pinggir sungai tergerus cukup banyak,” cetus Munawaroh, 51, warga Dusun Krajan 1, Desa/Kecamatan Tegalsari.
Munawaroh mengaku pernah didatangi pegawai dari pemerintah desa dan kecamatan. Kedatangannya itu, untuk minta tanda tangannya yang akan dibuat bukti laporan kalau lahannya tergerus air sungai. “Katanya akan dilaporkan ke Banyuwangi (Pemkab Banyuwangi),” katanya.
Tapi sampai sekarang, terang dia, belum ada petugas terkait yang datang untuk melihat kondisi sungai, bangunan pintu air, dan lahan yang tergerus air sungai. “Tidak ada tindak lanjut,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Sekretaris Desa Tegalsari, Erji Elyslamanto menjelaskan pemerintah desa sudah menindaklanjuti keluhan warga dengan melaporkan ke Dinas PU Pengairan Banyuwangi. “Saya yang datang ke warga, tapi belum ada jawaban dari Dinas Pengairan,” katanya.
Erji mengakui keberadaan bangunan pintu air di sungai itu memang banyak dikeluhkan warga. Dibangun pintu air, tapi tidak dilengkapi saluran irigasi baru. “Saya juga heran untuk apa dibangun pintu air, di bawahnya juga ada dam,” terangnya.