24 C
Banyuwangi
Friday, June 2, 2023

Panitia Data Rumah Rusak

SINGOJURUH – Pemerintah Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, dan panitia pendataan rumah warga yang rusak, akhirnya turun ke lapangan, kemarin (13/7). Dalam pendataan ini, bukan hanya mencatat rumah yang rusak akibat banjir bandang pada Jumat (22/6), tapi juga mendata kebutuhan yang diperlukan warga, kemarin (13/7).

Pendataan dengan melibatkan perangkat desa itu, untuk mengetahui jumlah kerugian dan rumah siapa saja yang terdampak banjir ban­dang. “Di wilayah saya ada 19 rumah war­ga yang rusak, kerusakannya terbagi menjadi tiga kategori,” cetus Kepala Dusun (Kadus) Karangasem, Desa Alasmalang, Le­giman.

Menurut Legiman, dari 19 rumah warga yang terdampak itu dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rusak berat, sedang, dan ringan. Di wilayahnya, rumah yang rusak berat ada empat unit, rusak sedang ada satu unit, dan rusak ringan ada 14 rumah. “Dari 19 rumah ini dihuni sekitar 125 warga,” katanya.

Baca Juga :  ODGJ Cantik Diamankan Satpol PP

Legiman menyebut dalam pen­dataan itu, pihaknya juga men­catat bantuan yang diperlukan oleh warga. Itu seperti rumah yang am­bruk dan rata dengan tanah, itu ti­dak mungkin hanya dibantu de­ngan semen saja. “Yang roboh dan rata tanah kita bangun, setiap rumah yang mengalami kerusakan bantuannya pasti beda,” ung­kap­nya.

Untuk yang rusak sedang, terang dia, hanya akan dilakukan rehab saja, atau tidak dibangun ulang seperti rumah milik warga yang ambruk total. “Jika kita sama rata­kan, kasihan yang rumahnya ro­boh dan rata dengan tanah,” ce­tusnya.

Saat ini, jelas dia, banyak bantuan berupa semen dan bahan bangu­nan lainnya dari para donatur, masih dititipkan di kantor Desa Alasmalang. “Jadi untuk bangan bangunan warga tidak perlu beli, mereka dapat bantuan dari desa (pemerintah desa),” ungkapnya.

Warga yang akan membangun rumahnya yang rusak, terang dia, sudah disiapkan beberapa tukang bangunan. Para tukang itu, akan diambilkan dari kampungnya sendiri dengan biaya ditanggung oleh pemerintah desa. “Warga juga tidak perlu mengeluarkan biaya,” jelasnya.

Baca Juga :  Beri Pelatihan Gratis, Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Salah satu warga yang rumahnya roboh akibat banjir bandang, Kho­irudin, 54, mengaku rumahnya yang terbuat dari batako telah habis akibat banjir bandang yang terjadi pada Jumat (22/6). Rumah­nya rata dengan tanah dan tidak tersisa sedikitpun. “Rata tanah, yang tersisa hanya pondasi saja,” katanya.

Sambil menunggu perbaikan rumahnya, Khoirudin kini me­numpang di rumah saudaranya yang tidak jauh dari rumahnya. Untuk kebutuhan hidup, dia me­ngandalkan bantuan yang di­terima. “Ada sedikit sisa-sisa ba­ngunan rumah, saya pinggirkan untuk membangun rumah lagi,” katanya.

Khoirudin berharap rumahnya segera diperbaiki agar bisa ditem­pati lagi, dan tidak me­numpang ke rumah saudaranya. “Kalau lama menumpang, saya tidak enak sama yang punya rumah, wa­laupun itu saudara sendiri,” cetusnya.

SINGOJURUH – Pemerintah Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, dan panitia pendataan rumah warga yang rusak, akhirnya turun ke lapangan, kemarin (13/7). Dalam pendataan ini, bukan hanya mencatat rumah yang rusak akibat banjir bandang pada Jumat (22/6), tapi juga mendata kebutuhan yang diperlukan warga, kemarin (13/7).

Pendataan dengan melibatkan perangkat desa itu, untuk mengetahui jumlah kerugian dan rumah siapa saja yang terdampak banjir ban­dang. “Di wilayah saya ada 19 rumah war­ga yang rusak, kerusakannya terbagi menjadi tiga kategori,” cetus Kepala Dusun (Kadus) Karangasem, Desa Alasmalang, Le­giman.

Menurut Legiman, dari 19 rumah warga yang terdampak itu dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rusak berat, sedang, dan ringan. Di wilayahnya, rumah yang rusak berat ada empat unit, rusak sedang ada satu unit, dan rusak ringan ada 14 rumah. “Dari 19 rumah ini dihuni sekitar 125 warga,” katanya.

Baca Juga :  ODGJ Cantik Diamankan Satpol PP

Legiman menyebut dalam pen­dataan itu, pihaknya juga men­catat bantuan yang diperlukan oleh warga. Itu seperti rumah yang am­bruk dan rata dengan tanah, itu ti­dak mungkin hanya dibantu de­ngan semen saja. “Yang roboh dan rata tanah kita bangun, setiap rumah yang mengalami kerusakan bantuannya pasti beda,” ung­kap­nya.

Untuk yang rusak sedang, terang dia, hanya akan dilakukan rehab saja, atau tidak dibangun ulang seperti rumah milik warga yang ambruk total. “Jika kita sama rata­kan, kasihan yang rumahnya ro­boh dan rata dengan tanah,” ce­tusnya.

Saat ini, jelas dia, banyak bantuan berupa semen dan bahan bangu­nan lainnya dari para donatur, masih dititipkan di kantor Desa Alasmalang. “Jadi untuk bangan bangunan warga tidak perlu beli, mereka dapat bantuan dari desa (pemerintah desa),” ungkapnya.

Warga yang akan membangun rumahnya yang rusak, terang dia, sudah disiapkan beberapa tukang bangunan. Para tukang itu, akan diambilkan dari kampungnya sendiri dengan biaya ditanggung oleh pemerintah desa. “Warga juga tidak perlu mengeluarkan biaya,” jelasnya.

Baca Juga :  Warga Desa Balak Gelar Tradisi Jenang Suro

Salah satu warga yang rumahnya roboh akibat banjir bandang, Kho­irudin, 54, mengaku rumahnya yang terbuat dari batako telah habis akibat banjir bandang yang terjadi pada Jumat (22/6). Rumah­nya rata dengan tanah dan tidak tersisa sedikitpun. “Rata tanah, yang tersisa hanya pondasi saja,” katanya.

Sambil menunggu perbaikan rumahnya, Khoirudin kini me­numpang di rumah saudaranya yang tidak jauh dari rumahnya. Untuk kebutuhan hidup, dia me­ngandalkan bantuan yang di­terima. “Ada sedikit sisa-sisa ba­ngunan rumah, saya pinggirkan untuk membangun rumah lagi,” katanya.

Khoirudin berharap rumahnya segera diperbaiki agar bisa ditem­pati lagi, dan tidak me­numpang ke rumah saudaranya. “Kalau lama menumpang, saya tidak enak sama yang punya rumah, wa­laupun itu saudara sendiri,” cetusnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/