30.8 C
Banyuwangi
Tuesday, March 21, 2023

Asyik Mandi, Siswa SD Tenggelam di Bendungan Temurejo

GENTENG, Jawa Pos Radar Genteng – Nando Kristian Putra Dinata, 10, asal Dusun Temurejo, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, ditemukan warga sudah meninggal dengan tubuh terendam di bawah Bendungan Temurejo yang tidak jauh dari rumahnya, pada Kamis (9/3) sekitar pukul 16.00.

Korban yang masih kelas IV SD itu, sebelumnya bermain air di sungai bersama tiga temannya. Diduga, bocah malang ini  hanyut karena tidak berenang. “Korban mandi di sungai bersama tiga temannya,” terang Kapolsek Genteng, Kompol Sudarmaji.

Menurut Sudarmaji, empat kawanan itu mulai mandi di sungai sekitar pukul 15.00. Saat mandi di sekitar bendungan kecil itu, korban melompat dari atas bendungan. “Nando lompat dari atas bendungan dan menceburkan diri ke sungai,” katanya.

Usai melompat, Nando tidak segera muncul ke permukaan. Dan itu membuat ketiga temannya, Firman, 9; Bahtiar, 7, dan Abib, 4, panik. Mereka berlarian mencari pertolongan ke warga sekitar. “Yang mandi itu anak-anak semua,” ujarnya.

Baca Juga :  Tenggelam di Sungai, Bocah SMP Meregang Nyawa

Menurut Sudarmaji, saat kejadian itu debit air Sungai temurejo sedang besar. Ketinggian air, diperkirakan mencapaiu dua meter dengan arus yang deras. “Biasnaya air sungai kecil, ini sedang tinggi,” terangnya.

Upaya ketiga teman korban yang mencari pertolongan itu berhasil. Dua warga, Edi Suyitno, 38, dan Tukiman, 45, yang kebetulan berada di dekat lokasi segera membantu mencari korban. “Dua warga itu turun ke sungai untuk mencari korban,” jelasnya.

Satu jam lamanya, Edi dan Tukiman mengobok-obok di sekitar bendungan. Dan akhirnya, bocah malang itu berhasil ditemukan di bawah bendungan. “Saat ditemukan, korban sudah meninggal, korban hanya mengenakan celana pendek,” ujarnya.

Nando yang sudah tidak bernyawa itu, selanjutnya dibawa ke Klinik Mahottama, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, dan langsung diperiksa oleh dr Nyoman Wira Swastika. “Saat ditemukan itu korban sudah membiru dan tidak merespon,” jelasnya.

Baca Juga :  Sembilan ABK Terombang-Ambing di Laut

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas medis itu, lanjut Sudarmaji, tidak ditemukan adanya luka maupun tanda penganiayaan. “Korban diduga kuat meninggal karena tenggelam, ditubuhnya tidak ada tanda-tanda bekas penganiayaan,” ungkapnya.

Ayak korban, Rudy Kriswanto, 35, mengatakan anak keduanya yang masih kelas IV di SDN 3 Kembiritan, itu sebenarnya tidak biasa mandi di sungai. Bahkan, mandi di bendungan yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya itu, juga baru sekali ini. “Tidak pernah mandi di sungai,” katanya.

Daerah di sekitar Bendungan Temurejo, selama ini termasuk daerah terlarang untuk dibuat mandi. Sebab, arus sungai sangat deras dan membahayakan. Setiap ada anak-anak yang akan mandi, akan dilarang oleh warga sekitar. “Nando tidak bisa berenang,” ungkapnya. (gas/abi)

GENTENG, Jawa Pos Radar Genteng – Nando Kristian Putra Dinata, 10, asal Dusun Temurejo, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, ditemukan warga sudah meninggal dengan tubuh terendam di bawah Bendungan Temurejo yang tidak jauh dari rumahnya, pada Kamis (9/3) sekitar pukul 16.00.

Korban yang masih kelas IV SD itu, sebelumnya bermain air di sungai bersama tiga temannya. Diduga, bocah malang ini  hanyut karena tidak berenang. “Korban mandi di sungai bersama tiga temannya,” terang Kapolsek Genteng, Kompol Sudarmaji.

Menurut Sudarmaji, empat kawanan itu mulai mandi di sungai sekitar pukul 15.00. Saat mandi di sekitar bendungan kecil itu, korban melompat dari atas bendungan. “Nando lompat dari atas bendungan dan menceburkan diri ke sungai,” katanya.

Usai melompat, Nando tidak segera muncul ke permukaan. Dan itu membuat ketiga temannya, Firman, 9; Bahtiar, 7, dan Abib, 4, panik. Mereka berlarian mencari pertolongan ke warga sekitar. “Yang mandi itu anak-anak semua,” ujarnya.

Baca Juga :  Selidiki Kasus Kebakaran, Kepala Pasar dan Penjaga Malam Diperiksa

Menurut Sudarmaji, saat kejadian itu debit air Sungai temurejo sedang besar. Ketinggian air, diperkirakan mencapaiu dua meter dengan arus yang deras. “Biasnaya air sungai kecil, ini sedang tinggi,” terangnya.

Upaya ketiga teman korban yang mencari pertolongan itu berhasil. Dua warga, Edi Suyitno, 38, dan Tukiman, 45, yang kebetulan berada di dekat lokasi segera membantu mencari korban. “Dua warga itu turun ke sungai untuk mencari korban,” jelasnya.

Satu jam lamanya, Edi dan Tukiman mengobok-obok di sekitar bendungan. Dan akhirnya, bocah malang itu berhasil ditemukan di bawah bendungan. “Saat ditemukan, korban sudah meninggal, korban hanya mengenakan celana pendek,” ujarnya.

Nando yang sudah tidak bernyawa itu, selanjutnya dibawa ke Klinik Mahottama, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, dan langsung diperiksa oleh dr Nyoman Wira Swastika. “Saat ditemukan itu korban sudah membiru dan tidak merespon,” jelasnya.

Baca Juga :  Mr X Ditemukan Meninggal di Emperan Toko

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas medis itu, lanjut Sudarmaji, tidak ditemukan adanya luka maupun tanda penganiayaan. “Korban diduga kuat meninggal karena tenggelam, ditubuhnya tidak ada tanda-tanda bekas penganiayaan,” ungkapnya.

Ayak korban, Rudy Kriswanto, 35, mengatakan anak keduanya yang masih kelas IV di SDN 3 Kembiritan, itu sebenarnya tidak biasa mandi di sungai. Bahkan, mandi di bendungan yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya itu, juga baru sekali ini. “Tidak pernah mandi di sungai,” katanya.

Daerah di sekitar Bendungan Temurejo, selama ini termasuk daerah terlarang untuk dibuat mandi. Sebab, arus sungai sangat deras dan membahayakan. Setiap ada anak-anak yang akan mandi, akan dilarang oleh warga sekitar. “Nando tidak bisa berenang,” ungkapnya. (gas/abi)

Artikel Terkait

Most Read

Video Tawuran Pelajar Beredar di Medsos

Penadah Rent Car Elf Takluk

Warna Menunjukkan Identitas

Artikel Terbaru

/