MUNCAR – Air yang menggenang di Dusun Sidomulyo, Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar, mulai berdampak kurang baik pada lingkungan. Tanah yang ada di sekitar lokasi mulai terkikis dan itu membuat pohon pisang milik warga banyak yang ambruk, kemarin (12/3).
Air yang menggenang susah sebulan lebih itu membuat warga resah. Sebab, banyak tanaman milik warga mulai rusak. “Sekitar delapan pohon milik saya roboh,” ujar Andik, 37, warga Dusun Sidommulyo, Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar.
Andik mengatakan tanahnya banyak yang terkikis akibat air yeng menggenang. Sehingga, tanah miliknya mulai berkurang dan terseret oleh air. “Sebelumnya tanah menggunung, sekarang jadi rata,” katanya.
Tanah di sekitar lokasi air menggenang terkikis itu, membuat banyak pohon pisang miliknya dan milik orang lain pada ambruk. “Bukan hanya milik saya, milik warga lainnya juga banyak yang roboh,” cetusnya.
Saat ini warga bersyukur karena air yang menggenang itu mulai menyusut. Walaupun masih menggenang cukup tinggi di bagian tengah, itu karena bekas galian G. “Ini sudah sedikit menyusut, tidak seperti sebelumnya,” jelasnya.
Warga lainnya, Jupri, mengaku sangat menyayangkan kalau tanah di sekitar air menggenang terkikis dan banyak pohon yang tumbang. Karena tanah yang sudah jelas kepemilikan dan sertifikatnya, kalau terkikis ukurannya bisa rusak. “Ini ada tanah yang sudah diberi urugan, jadi ya hilang sekarang,” kata lelaki 42 tahun tersebut.
Seperti yang diberitakan harian sebelumnya, air yang menggenang cukup lama di Dusun Sidomulyo, Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar, membuat warga sekitar mulai was-was. Mereka khawatir, lokasi air yang menggenang itu menjadi tempat bersarangnya nyamuk.
Yang ditakutkan warga, nyamuk itu jenis aedes aegypti yang menjadi penyebab penyakitnya demam berdarah. “Kalau ada genangan air, pasti ada jentik nyamuk,” kata Sunyono, 63, warga Dusun Sidomulyo, Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar.
Sunyono mengaku kalau saat ini sudah mulai ada nyamuk di rumahnya, tetapi tidak terlalu banyak. Nyamuk itu juga masuk ke rumah tetangga. Hanya saja, dia tidak tahu nyamuk itu termasuk jenis aedes aegypti itu. “Takut kalau nyamuk itu DB, apalagi ada banyak sampah yang numpuk,” katanya. (*)