24.3 C
Banyuwangi
Friday, June 2, 2023

Usaha Ikan Asin tetap Bertahan

MUNCAR – Hasil tangkapan para nelayan yang tinggal di pesisir Pantai Muncar, sampai kini masih belum normal. Tapi, itu tidak berpengaruh dengan usaha kerajinan ikan asin yang banyak ditekuni warga sekitar pantai.

Salah satu perajin ikan asin, Saniman, 54, yang selama ini membuat ikan asin di sekitar Pelabuhan Muncar, Dusun Kalimati, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, mengatakan para nelayan masih resah karena hasil tangkapannya sangat kecil. “Ikan yang sepi itu ikan yang langsung dikonsumsi,” katanya.

Ikan itu, terang dia, seperti ikan jenis kakap, tongkol, putihan, dan sejenisnya. Khusus untuk ikan asin, seperti ikan petek, teri, tembang, katamba, jambal, dan laying tidak pernah sepi. “Dari banyaknya jenis ikan, itu memudahkan pembuatan ikan asin,” ujarnya.

Baca Juga :  Lanal Banyuwangi Bersih-bersih Pantai Satelit Muncar

Para perajin ikan asin, terang dia, hanya terkendala cuaca saja. Dengan hujan yang hampir setiap hari turun, mitu menganggu proses penjemuran. “Ikan yang dijemur dan hampir kering terkena hujan, jadi banyak yang rusak,” ungkapnya.

Perajin ikan asin lainnya, Turiman, 70, mengatakan usaha ikan asin tidak terpengaruh dengan minimnya ikan hasil tangkapan para nelayan. “Ikan asin tidak ada musim paceklik, karena ikan yang dibuat itu banyak,” terangnya sambil menjemur ikan.

Dikatakan, ikan asin yang dijemur membutuhkan waktu setidaknya satu hari. Kecuali kalau mendung, bisa butuh dua hari sampai tiga hari. “Beberapa hari ini panas, kita jemur cukup sehari saja,” cetusnya.

Baca Juga :  Hidup Sendiri, Disantuni Baznas

Ditanya mengenai harga ikan asin, Turiman menjelaskan harga ikan asin dari berbagai jenis relatif sama. “Sekarang harganya turun Rp 10 ribu per kilogram. Kalau sebulan lalu masih Rp 70 ribu per kilogram, sekarang hanya Rp 60 ribu per kilogram,” pungkasnya. (*)

MUNCAR – Hasil tangkapan para nelayan yang tinggal di pesisir Pantai Muncar, sampai kini masih belum normal. Tapi, itu tidak berpengaruh dengan usaha kerajinan ikan asin yang banyak ditekuni warga sekitar pantai.

Salah satu perajin ikan asin, Saniman, 54, yang selama ini membuat ikan asin di sekitar Pelabuhan Muncar, Dusun Kalimati, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, mengatakan para nelayan masih resah karena hasil tangkapannya sangat kecil. “Ikan yang sepi itu ikan yang langsung dikonsumsi,” katanya.

Ikan itu, terang dia, seperti ikan jenis kakap, tongkol, putihan, dan sejenisnya. Khusus untuk ikan asin, seperti ikan petek, teri, tembang, katamba, jambal, dan laying tidak pernah sepi. “Dari banyaknya jenis ikan, itu memudahkan pembuatan ikan asin,” ujarnya.

Baca Juga :  Santri Al Azhar Muncar Keracunan

Para perajin ikan asin, terang dia, hanya terkendala cuaca saja. Dengan hujan yang hampir setiap hari turun, mitu menganggu proses penjemuran. “Ikan yang dijemur dan hampir kering terkena hujan, jadi banyak yang rusak,” ungkapnya.

Perajin ikan asin lainnya, Turiman, 70, mengatakan usaha ikan asin tidak terpengaruh dengan minimnya ikan hasil tangkapan para nelayan. “Ikan asin tidak ada musim paceklik, karena ikan yang dibuat itu banyak,” terangnya sambil menjemur ikan.

Dikatakan, ikan asin yang dijemur membutuhkan waktu setidaknya satu hari. Kecuali kalau mendung, bisa butuh dua hari sampai tiga hari. “Beberapa hari ini panas, kita jemur cukup sehari saja,” cetusnya.

Baca Juga :  Bupati Ipuk Mengulek dan Cicipi Rujak

Ditanya mengenai harga ikan asin, Turiman menjelaskan harga ikan asin dari berbagai jenis relatif sama. “Sekarang harganya turun Rp 10 ribu per kilogram. Kalau sebulan lalu masih Rp 70 ribu per kilogram, sekarang hanya Rp 60 ribu per kilogram,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/