RadarBanyuwangi.id – Potensi pertanian dengan sistem hgidroponik, kini semakin diminati. Kalangan pengusaha, mulai melirik dan mengembangkan pertanian dengan serius.
Salah satunya green house atau rumah kaca yang sedang dibangun di daerah persawahan Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran. Instalasi berukuran 15 meter kali 27 meter itu tampak disiapkan secara serius. “Ini akan dibuat menanam melon,” terang Sugiyanto, praktisi hidroponik yang tengah mengerjakan green house.
Menurut Sugiyanto, dibandingkan di lahan terbuka, budidayamenggunakan green house dianggap lebih terukur dan terjamin pertumbuhannya. Diperkirakan, di lahan dengan ukuran 15 meter kali 27 meter itu tersebut bisa menampung 1.200 pohon dengan tingkat kematian sebesar lima persen. Selain itu, harga yang dibanderol jauh dibandingkan melon pada umumnya. “Ini segmentasi pasar menengah ke atas, cukup tinggi permintaanya dengan harga tiga kali melon biasa,” jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Arief Setiawan mengungkapkan sistem hidroponik memang semakin diminati, dan kini meningkat terutama saat pandemi. “Sistem hidroponik mudah, praktis, dan bisa dilakukan dengan memanfaatkan ruang yang sempit seperti di pekarangan rumah,” katanya.
Di lingkungan dinasnya, terang dia, setiap tahun dilakukan pembinaan melalui kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Masa pandemi di akhir tahun 2020, ada 10 unit kelompok P2L. “Kita sudah melakukan pembinaan,” ungkapnya.
Untuk penerapan di masyarakat dalam skala besar, terang dia, kini sudah banyak dilakukan oleh kelompok pertanian, seperti di Glenmore, Cluring dan beberapa daerah lainnaya. “Di Glenmore sudah ada tiga hektare,” terangnya.
Arief menyebut hidroponik oleh masyarakat tidak hanya dianggap sebagai gaya hidup. Tapi, sudah menjadi pekerjaan untuk penghasilan harian. Terlebih saat ini tidak hanya sayuran yang bisa ditanam, tanaman hortikultura juga bisa ditanam dengan hidroponik. “Hidroponik sudah menjadi pekerjaan, tanaman hias, buah, dan obat sudah bisa ditanam di sini,” jelasnya.(sli/abi)