GLENMORE, Jawa Pos Radar Genteng – Derita para siswa SDN 7 Tegalharjo, Kecamatan Glenmore yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di luar sekolah sejak September 2022 lalu belum usai. Selain kurang nyaman, belajar dengan duduk lesehan di TPQ Dusun Krajan, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore membuat siswa dan guru kerap pegal-pegal, Selasa (7/3).
Kepala SDN 7 Tegalharjo, Mohammad Solikhin mengatakan sudah lebih dari lima bulan tidak bisa menggelar KBM di gedung sekolah yang ada di Afdeling Carangan, Dusun Gunung Krikil, Desa Taglharjo. “Sejak Selasa (20/9) mengungsi karena jembatannya dibenahi,” katanya.
Menurut Sholikin, para siswa sebenarnya sudah terbiasa dengan kondisi di tempat belajar yang baru. Apalagi, KBM dengan mengungsi itu bukan kali ini saja, sejak Jembatan Carangan ambruk pada 18 Nopember 2021, mereka sempat belajar di musala . “Kalau terlalu lama, kasihan anak-anak (siswa),” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Lulusan Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy, Genteng itu juga menjelaskan, kegiatan para siswa sangat terbatas. Fasilitas tempat belajar di Taman Pendidikan Quran (TPQ) itu sangat terbatas. “Ruangannya itu-itu saja, siswa jadi gampang bosan. Di luar pelajaran tidak bisa melakukan aktivitas lain,” cetusnya.
Yang lebih parah, jelas dia, sejak belajar di ruangan dengan ukuran empat meter kali tiga meter meter itu, para siswa dan guru harus duduk lesehan di lantai dengan beralaskan karpet. “Ada meja belajarnya, tapi kan lesehan. Itu membuat para guru dan siswa pegal-pegal,” tandasnya.
Mengungsi cukup lama, masih kata Sholikin, juga membuat gedung sekolahnya yang ada di seberang Sungai Kalibaru itu tidak terawat. Apalagi, sudah lima bulan lebih ditinggalkan. “Dulu siswa yang rumahnya di Afdeling Carangan masih belajar di sana, sekarang (setelah jembatan darurat dibangun) semua siswa belajar di tempat kontrakan ini,” terangnya.
Salah satu siswa kelas VI, Rangga Aji, 13, mengaku lebih senang belajar di gedung sekolah. Sebab, saat istirahat bisa lebih leluasa bermain. “Kalau di sekolah, saat istirahat bisa main bola,” cetusnya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Selain itu, lanjut dia, posisi duduk yang membungkuk saat belajar, membuat punggungnya cepat lelah. “Harus sering-sering beridiri biar tidak capek,” kata bocah asal Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore itu.
Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, jembatan darurat dari bambu untuk pengganti Jembatan Carangan yang dibongkar, tidak hanya berdampak pada warga yang tinggal di Afdeling Carangan, Dusun Gunung Krikil, Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Para siswa SDN 7 Tegalharjo yang lokasinya di Afdeling Carangan, tidak bisa ke sekolah dan terpaksa harus mengungsi, Selasa (11/10/2022).
Sejak Jembatan Carangan yang menghubungkan Desa Tegalharjo dan Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore yang ambruk pada 18 Nopember 2021, para siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di luar sekolah. “Dulu pernah di masjid Desa Karangharjo, kemudian mengungsi di kantor Kecamatan Glenmore, lalu sekarang di sini (TPQ),” ujar Kepala SDN 7 Tegalharjo, Mohammad Solikhin.(sas/abi)