24 C
Banyuwangi
Monday, June 5, 2023

Alhamdulillah, bisa melaut lagi

PURWOHARJO, Jawa Pos Radar Genteng – Para nelayan yang tinggal di daerah pesisir Pantai Grajagan, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, kini bisa sedikit lega. Mereka bisa kembali melaut setelah cuaca di Laut Selatan itu mulai bersahabat, kemarin (6/9).

Para nelayan itu, sebelumnya tidak bisa bekerja karena cuaca ekstrem. Mereka harus melempar jangkar karena di tengah laut sering turun hujan, angina kencang, dan ombak tinggi. Bila nekat, resikonya juga cukup besar. “Hasil tangkapan juga sedikit, malah sering tidak dapat sama sekali,” cetus Suryono, 40, nelayan asal Dusun Kampung Baru, Desa Grajagan, kemarin (6/9).

Menurut Suryono, para nelayan tiga bulan tidak bisa bekerja karena cuaca tidak bersahabat. Dan itu, berarti kehilangan pendapatan. “Alhamdulillah, sudah bisa kerja lagi, dan ikannya juga banyak,” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Baca Juga :  Porprov Jatim ke-VIII Resmi Digelar Tahun Depan

Saat cuaca jelek, terang dia, di tengah laut sering turun hujan dengan deras. Selain itu, juga ada angin kencang hingga menyebabkan ombak tinggi. “Hujan turun terus, ikan tidak mau keluar. Ini baru empat hari nelayan bisa bekerja,” terangnya.

Nelayan lainnya, Ahmad Solikin, 42, asal Dusun Grajagan Pantai, Desa Grajagan, mengatakan setelah tiga bulan absen melaut, para nelayan sudah mulai kerja lagi. “Nelayan kapal bisa kerja lagi,” terang nelayan kapal slerek itu.

Selama cuaca buruk, jelas dia, hampir semua nelayan kapal slerek tidak ada yang bekerja. Nelayan yang melaut, itu hanya nelayan jukung. “Sekarang semua nelayan bekerja, kapal slerek bisa dapat empat ton,” ungkapnya.

Untuk harga ikan, salah satu pedagang ikan yang mangkal di Pelabuhan Grajagan, Mulyono, 39, menyampaikan ikan yang banyak ditangkap nelayan itu jenis selengseng dan lemuru. “Harga ikan jenis slengseng berkisar Rp 25 ribu per kilogram, kalau lemuru harganya Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram,” cetusnya.

Baca Juga :  Tiga Orang Ditetapkan Tersangka Tenggelamnya KMP Yunice

Para nelayan tidak melaut karena cuaca buruk, tidak hanya berdampak pada nelayan. Para mekanik kapal, juga kehilangan pendapatan. “Kapal tidak bekerja, saya juga kehilangan pekerjaan,” terang Bagus Saputra, 27, asal Desa Grajagan.

Bagus menyebut para nelayan ini baru beberapa hari kembali melaut. Itu setelah sebelumnya, tiga bulan tidak bekerja. “Pernah hampir setahun tidak bekerja karena cuaca buruk,” katanya seraya menyampaikan sebagai mekanik tugasnya memastikan kapal yang akan dibawa melaut dalam kondisi bagus.

PURWOHARJO, Jawa Pos Radar Genteng – Para nelayan yang tinggal di daerah pesisir Pantai Grajagan, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, kini bisa sedikit lega. Mereka bisa kembali melaut setelah cuaca di Laut Selatan itu mulai bersahabat, kemarin (6/9).

Para nelayan itu, sebelumnya tidak bisa bekerja karena cuaca ekstrem. Mereka harus melempar jangkar karena di tengah laut sering turun hujan, angina kencang, dan ombak tinggi. Bila nekat, resikonya juga cukup besar. “Hasil tangkapan juga sedikit, malah sering tidak dapat sama sekali,” cetus Suryono, 40, nelayan asal Dusun Kampung Baru, Desa Grajagan, kemarin (6/9).

Menurut Suryono, para nelayan tiga bulan tidak bisa bekerja karena cuaca tidak bersahabat. Dan itu, berarti kehilangan pendapatan. “Alhamdulillah, sudah bisa kerja lagi, dan ikannya juga banyak,” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Baca Juga :  Sopir Mengantuk, Avanza Masuk Sawah

Saat cuaca jelek, terang dia, di tengah laut sering turun hujan dengan deras. Selain itu, juga ada angin kencang hingga menyebabkan ombak tinggi. “Hujan turun terus, ikan tidak mau keluar. Ini baru empat hari nelayan bisa bekerja,” terangnya.

Nelayan lainnya, Ahmad Solikin, 42, asal Dusun Grajagan Pantai, Desa Grajagan, mengatakan setelah tiga bulan absen melaut, para nelayan sudah mulai kerja lagi. “Nelayan kapal bisa kerja lagi,” terang nelayan kapal slerek itu.

Selama cuaca buruk, jelas dia, hampir semua nelayan kapal slerek tidak ada yang bekerja. Nelayan yang melaut, itu hanya nelayan jukung. “Sekarang semua nelayan bekerja, kapal slerek bisa dapat empat ton,” ungkapnya.

Untuk harga ikan, salah satu pedagang ikan yang mangkal di Pelabuhan Grajagan, Mulyono, 39, menyampaikan ikan yang banyak ditangkap nelayan itu jenis selengseng dan lemuru. “Harga ikan jenis slengseng berkisar Rp 25 ribu per kilogram, kalau lemuru harganya Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram,” cetusnya.

Baca Juga :  Permintaan Benih Tanaman Meningkat

Para nelayan tidak melaut karena cuaca buruk, tidak hanya berdampak pada nelayan. Para mekanik kapal, juga kehilangan pendapatan. “Kapal tidak bekerja, saya juga kehilangan pekerjaan,” terang Bagus Saputra, 27, asal Desa Grajagan.

Bagus menyebut para nelayan ini baru beberapa hari kembali melaut. Itu setelah sebelumnya, tiga bulan tidak bekerja. “Pernah hampir setahun tidak bekerja karena cuaca buruk,” katanya seraya menyampaikan sebagai mekanik tugasnya memastikan kapal yang akan dibawa melaut dalam kondisi bagus.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/