RadarBanyuwangi.id – Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran yang berada persis di samping kantor desa, sepertinya tidak dirawat dengan baik. Banyak dari bangunan itu, sudah rusak dan hilang.
Salah satu bagian bangunan yang rusak dan hilang, itu tulisan RTH Sumbermulyo yang ada di sisi utara lapangan, sudah lama hilang, dan kini tinggal besinya. Selain itu, bangunan-bangunan taman juga kurang dirawat.
Padahal, di RTH Sumbermulyo itu sering dibuat lokasi event yang digelar tingkat Kecamatan Pesanggaran, seperti hiburan dan upacara HUT Kemerdekaan RI. “Banyak yang rusak sejak tiga tahun lalu,” terang Kepala Desa Sumbermulyo, Subali.
Subali mengaku sudah berkeinginan membenahi RTH agar kembali bagus. Tapi, itu terkendala anggaran dan hasil musyawarah desa yang memprioritaskan perbaikan jalan. “Untuk pembangunan harus melalui musyawarah,” ujarnya.
Setiap digelar musyawarah untuk pembanguanan desa, warga sepakat menunda perbaikan RTH. Selanjutnya, anggaran yang ada dicanangkan untuk pembanguanan kebutuhan lain yang mendesak. “RTH itu milik desa,” ujarnya.
Selain itu, masih kata dia, selama tahun anggaran 2020, anggaran desa lebih banyak diserap untuk bantuan akibat pandemi Korona. “Anggaran banyak diberikan untuk bantuan warga,” dalihnya.
RadarBanyuwangi.id – Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran yang berada persis di samping kantor desa, sepertinya tidak dirawat dengan baik. Banyak dari bangunan itu, sudah rusak dan hilang.
Salah satu bagian bangunan yang rusak dan hilang, itu tulisan RTH Sumbermulyo yang ada di sisi utara lapangan, sudah lama hilang, dan kini tinggal besinya. Selain itu, bangunan-bangunan taman juga kurang dirawat.
Padahal, di RTH Sumbermulyo itu sering dibuat lokasi event yang digelar tingkat Kecamatan Pesanggaran, seperti hiburan dan upacara HUT Kemerdekaan RI. “Banyak yang rusak sejak tiga tahun lalu,” terang Kepala Desa Sumbermulyo, Subali.
Subali mengaku sudah berkeinginan membenahi RTH agar kembali bagus. Tapi, itu terkendala anggaran dan hasil musyawarah desa yang memprioritaskan perbaikan jalan. “Untuk pembangunan harus melalui musyawarah,” ujarnya.
Setiap digelar musyawarah untuk pembanguanan desa, warga sepakat menunda perbaikan RTH. Selanjutnya, anggaran yang ada dicanangkan untuk pembanguanan kebutuhan lain yang mendesak. “RTH itu milik desa,” ujarnya.
Selain itu, masih kata dia, selama tahun anggaran 2020, anggaran desa lebih banyak diserap untuk bantuan akibat pandemi Korona. “Anggaran banyak diberikan untuk bantuan warga,” dalihnya.
