SILIRAGUNG, Jawa Pos Radar Genteng – Angin kencang kembali memporak-porandakan perumahan warga. Sejak Senin (2/1) hingga Selasa (3/1), angin besar itu menerjang perumahan dan gedung milik warga di enam kecamatan yang ada di wilayah Banyuwangi selatan.
Keenam daerah yang terkena bencana alam itu di Kecamatan Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Songgon, Purwoharjo, dan Glenmore. “Di setiap daerah itu ada rumah rusak, pohon tumbang, dan ada korban meninggal,” cetus Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Mujito.
Mujito menyebut, di Dusun Sumbersuko, Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung, ada satu rumah yang rusak. Untuk di Dusun Sumberbopong, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, ada tiga rumah milik warga rusak karena tertimpa pohon. “Di tempat ini tidak ada korban jiwa,” terangnya, Selasa (3/1).
Korban meninggal, jelas Mujito, itu terjadi di Dusun Sendangrejo, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo. Rahmadi, 61, warga setempat, terluka parah dan akhirnya meninggal setelah tertimpa gedung tua. “Di Bangorejo, angin kencang mengakibatkan satu bangunan ambruk dengan satu korban jiwa,” ujarnya.
Menurut Mujito, angin kencang yang terjadi sejak Senin siang itu, mengakibatkan beberapa pohon yang ada di pemukiman warga ambruk. Pohon asam di Dusun Sumbersuko, Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung tumbang dan menutup badan jalan. “Banyak pohon ambruk menimpa rumah warga dan mneutup jalan,” terangnya.
Gara-gara angin besar di mana-mana itu, masih kata Mujito, anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyuwnagi harus berbagi tugas ke beberapa wilayah. “TRC mengevakuasi pohon dan rumah warga yang rusak hingga pukul 00.30,” katanya.
Meski sudah dilembur, jelas dia, evakuasi batang pohon yang ambruk masih belum tuntas dan harus dilanjytkan esuk harinya. “Ini memangkas batang pohon yang menimpa rumah warga di (Dusun) Sumbersuko,” paparnya.
Mujito menyebut, cuaca buruk ini diprediksi akan berlangsung hingga Pebruari 2023. Ia meminta masyarakat untuk selalu waspada. “Pohon-pohon yang ada di sekitar rumah, bila berpotensi ambruk dipangkas saja, agar tidak membahayakan,” ujarnya.
Salah satu korban angin kencang, Sudarmadi, 46, asal Dusun Sumbersuko, Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung mengaku angin kencang itu telah merusak rumahnya. Pohon besar di belakang rumahnya ambruk. “Saat kejadian, kita semua sedang pergi, jadi selamat,” jelasnya.
Karena rumahnya yang rusak tertimpa pohon besar itu, Sudarmadi mengaku untuk tidur harus menumpang di rumah tetangganya. “Khawatir kena angina bangunan rumah ambrol, jadi kita mengungsi,” dalihnya.(sas/abi)