28.6 C
Banyuwangi
Saturday, June 10, 2023

Pabrik Sebut Cacing Muncul Faktor Alam

MUNCAR – Hasil temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang ikan sarden ter­indikasi ca­cing, ternyata ditanggapi dingin oleh pihak pabrik. Cacing da­lam ikan sar­den, dianggap tidak mem­ba­ha­yakan.

Manajer operasional PT Maya Mun­car yang memproduksi ikan sarden merek Maya, Hari Pramono, mengatakan pabriknya masih terus memproduksi sarden. Meski, sarden hadil produksinya itu disebut oleh BPOM terindikasi cacing bersama 26 merek sarden lainnya. “Kita masih memproduksi,” katanya.

Hari menyebut penemuan ada ca­­cing dalam ikan sarden, itu bukan kesalahan dari proses pembuatannya. Tapi, faktor alam yang membuat populasi cacing meningkat. “Ini faktor alam karena populasi yang sangat banyak,” ujarnya.

Hari mengaku saat ini stok ikan untuk sarden masih ada. Dan semua­nya itu, akan diproduksi untuk ikan kalengan. Untuk ikan makarel, stok yang mencapai 150 ton masih belum diproduksi. “Kita habiskan stok lama, yang baru kita tahan dulu. Kita akan berhenti produksi kalau ada kepu­tusan dari dinas kesehatan dan BPOM,” katanya.

Baca Juga :  Hendak Disembelih, Sapi Kurban Mengamuk

Terkait temuan ada cacing di dalam ikan sarden, Hari mengaku telah men­dapat surat dari BPOM untuk menarik semua hasil produksinya. Tapi, permintaan itu belum bisa dilakukan karena biaya yang tinggi. “Untuk menarik semua produksi sarden di pasaran, biayanya sangat tinggi,” cetusnya.

Produksi ikan sarden yang dila­kukan oleh PT. Maya Muncar, menu­rutnya sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Bahkan untuk mendapatkan hasil yang bagus, ada dua faktor yang harus diper­ha­tikan. “Dua faktor itu tutup kaleng de­ngan rapat dan sterilisasi yang sempurna,” ungkapnya.

Untuk sterilisasi yang dilakukan, lanjut dia, sudah sangat ketat hingga me­menuhi prosedur. Dalam sterilisasi tersebut, meng­gunakan sistem seperti presto dengan suhu 110 hingga 116 de­rajat celcius. “Kalau memang ada cacingnya, saat itu juga pasti sudah mati,” jelasnya.

Baca Juga :  Meresahkan, Pria Berdandan Perempuan Diserahkan ke Polisi

Jika memang ada cacing dalam ikannya, masih kata dia, cacing itu pasti akan mati. Dan cacing yang sudah mati, maka tidak ma­salah bila dikonsumsi. “Kalau cacingnya sudah mati, tidak apa-apa dikonsumsi,” cetusnya.

Hari menyebut cacing yang mati tidak masalah dikonsumsi, seha­rusnya disam­paikan oleh Dinas Kesehatan, bukan dari pabrik. “Dinas kesehatan perlu menyam­paikan pada masyarakat,” katanya.

Di tanya asal ikan, Hari menyam­paikan saat ini ikan di daerah perairan Muncar sudah tidak ada. Makanya, untuk sarden ini men­datangkan ikan dari Jepang. “Ikan sarden sebelumnya menggunakan ikan jenis lemuru, sekarang ikan makarel,” ungkapnya. (rio/abi)

MUNCAR – Hasil temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang ikan sarden ter­indikasi ca­cing, ternyata ditanggapi dingin oleh pihak pabrik. Cacing da­lam ikan sar­den, dianggap tidak mem­ba­ha­yakan.

Manajer operasional PT Maya Mun­car yang memproduksi ikan sarden merek Maya, Hari Pramono, mengatakan pabriknya masih terus memproduksi sarden. Meski, sarden hadil produksinya itu disebut oleh BPOM terindikasi cacing bersama 26 merek sarden lainnya. “Kita masih memproduksi,” katanya.

Hari menyebut penemuan ada ca­­cing dalam ikan sarden, itu bukan kesalahan dari proses pembuatannya. Tapi, faktor alam yang membuat populasi cacing meningkat. “Ini faktor alam karena populasi yang sangat banyak,” ujarnya.

Hari mengaku saat ini stok ikan untuk sarden masih ada. Dan semua­nya itu, akan diproduksi untuk ikan kalengan. Untuk ikan makarel, stok yang mencapai 150 ton masih belum diproduksi. “Kita habiskan stok lama, yang baru kita tahan dulu. Kita akan berhenti produksi kalau ada kepu­tusan dari dinas kesehatan dan BPOM,” katanya.

Baca Juga :  Pelaku Penjual Miras Dijerat Pasal 204 KUHP

Terkait temuan ada cacing di dalam ikan sarden, Hari mengaku telah men­dapat surat dari BPOM untuk menarik semua hasil produksinya. Tapi, permintaan itu belum bisa dilakukan karena biaya yang tinggi. “Untuk menarik semua produksi sarden di pasaran, biayanya sangat tinggi,” cetusnya.

Produksi ikan sarden yang dila­kukan oleh PT. Maya Muncar, menu­rutnya sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Bahkan untuk mendapatkan hasil yang bagus, ada dua faktor yang harus diper­ha­tikan. “Dua faktor itu tutup kaleng de­ngan rapat dan sterilisasi yang sempurna,” ungkapnya.

Untuk sterilisasi yang dilakukan, lanjut dia, sudah sangat ketat hingga me­menuhi prosedur. Dalam sterilisasi tersebut, meng­gunakan sistem seperti presto dengan suhu 110 hingga 116 de­rajat celcius. “Kalau memang ada cacingnya, saat itu juga pasti sudah mati,” jelasnya.

Baca Juga :  Selain Ikan Pelabuhan Muncar Juga Dipenuhi ini

Jika memang ada cacing dalam ikannya, masih kata dia, cacing itu pasti akan mati. Dan cacing yang sudah mati, maka tidak ma­salah bila dikonsumsi. “Kalau cacingnya sudah mati, tidak apa-apa dikonsumsi,” cetusnya.

Hari menyebut cacing yang mati tidak masalah dikonsumsi, seha­rusnya disam­paikan oleh Dinas Kesehatan, bukan dari pabrik. “Dinas kesehatan perlu menyam­paikan pada masyarakat,” katanya.

Di tanya asal ikan, Hari menyam­paikan saat ini ikan di daerah perairan Muncar sudah tidak ada. Makanya, untuk sarden ini men­datangkan ikan dari Jepang. “Ikan sarden sebelumnya menggunakan ikan jenis lemuru, sekarang ikan makarel,” ungkapnya. (rio/abi)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/