MUNCAR – Hasil temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang ikan sarden terindikasi cacing, ternyata ditanggapi dingin oleh pihak pabrik. Cacing dalam ikan sarden, dianggap tidak membahayakan.
Manajer operasional PT Maya Muncar yang memproduksi ikan sarden merek Maya, Hari Pramono, mengatakan pabriknya masih terus memproduksi sarden. Meski, sarden hadil produksinya itu disebut oleh BPOM terindikasi cacing bersama 26 merek sarden lainnya. “Kita masih memproduksi,” katanya.
Hari menyebut penemuan ada cacing dalam ikan sarden, itu bukan kesalahan dari proses pembuatannya. Tapi, faktor alam yang membuat populasi cacing meningkat. “Ini faktor alam karena populasi yang sangat banyak,” ujarnya.
Hari mengaku saat ini stok ikan untuk sarden masih ada. Dan semuanya itu, akan diproduksi untuk ikan kalengan. Untuk ikan makarel, stok yang mencapai 150 ton masih belum diproduksi. “Kita habiskan stok lama, yang baru kita tahan dulu. Kita akan berhenti produksi kalau ada keputusan dari dinas kesehatan dan BPOM,” katanya.
Terkait temuan ada cacing di dalam ikan sarden, Hari mengaku telah mendapat surat dari BPOM untuk menarik semua hasil produksinya. Tapi, permintaan itu belum bisa dilakukan karena biaya yang tinggi. “Untuk menarik semua produksi sarden di pasaran, biayanya sangat tinggi,” cetusnya.
Produksi ikan sarden yang dilakukan oleh PT. Maya Muncar, menurutnya sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Bahkan untuk mendapatkan hasil yang bagus, ada dua faktor yang harus diperhatikan. “Dua faktor itu tutup kaleng dengan rapat dan sterilisasi yang sempurna,” ungkapnya.
Untuk sterilisasi yang dilakukan, lanjut dia, sudah sangat ketat hingga memenuhi prosedur. Dalam sterilisasi tersebut, menggunakan sistem seperti presto dengan suhu 110 hingga 116 derajat celcius. “Kalau memang ada cacingnya, saat itu juga pasti sudah mati,” jelasnya.
Jika memang ada cacing dalam ikannya, masih kata dia, cacing itu pasti akan mati. Dan cacing yang sudah mati, maka tidak masalah bila dikonsumsi. “Kalau cacingnya sudah mati, tidak apa-apa dikonsumsi,” cetusnya.
Hari menyebut cacing yang mati tidak masalah dikonsumsi, seharusnya disampaikan oleh Dinas Kesehatan, bukan dari pabrik. “Dinas kesehatan perlu menyampaikan pada masyarakat,” katanya.
Di tanya asal ikan, Hari menyampaikan saat ini ikan di daerah perairan Muncar sudah tidak ada. Makanya, untuk sarden ini mendatangkan ikan dari Jepang. “Ikan sarden sebelumnya menggunakan ikan jenis lemuru, sekarang ikan makarel,” ungkapnya. (rio/abi)