SRONO – Kasus ancaman dan perusakan kafe Milk Shake Pemuda di Desa Kebaman, Kecamatan Srono yang dilakukan Joko Prayitno, 36, pada Rabu malam (31/1), masih terus didalami oleh penyidik Polsek Srono.
Sebelum memeriksa pelaku asal Dusun Salakan, Desa Kenjo, Kecamatan Glagah, yang kini masih menjalani perawatan di RSUD Blambangan karena terluka parah akibat dihajar massa, polisi memeriksa sejumlah saksi. “Kita juga mengumpulkan data tentang pelaku,” terang Kapolsek Srono, AKP Mulyono.
Dari data yang ada di kepolisian, terang dia, pelaku yang sempat mengamuk di kafe itu ternyata seorang residivis. Malahan, tersangka itu baru sepekan bebas dari lembaga pemasyarakatan (lapas) Banyuwangi dalam kasus narkoba. “Pelaku itu baru seminggu bebas,” cetusnya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, terang dia, tindakan nekat pelaku itu akibat terpengaruh obat-obatan. Diduga, pemuda itu baru mengonsumsi obat jenis cimeng atau ganja. “Untuk barang bukti ganja memang belum kita temukan, hanya pelaku diduga sering mengonsumsi barang haram tersebut,” cetusnya.
Sampai saat ini kondisi pelaku yang luka parah tersebut masih dalam perawatan dokter di RSUD Blambangan. Sehingga, untuk mempermudah pengawasan pelaku akan dititipkan di Polres Banyuwangi. “Untuk proses penyidikan tetap akan dilakukan Polsek Srono,” jelasnya.
Sementara itu, akibat aksi nekat Joko Prayitno, 36, dan akhirnya dihajar ramai-ramai oleh warga, kondisi Kafe Milk Shake Pemuda milik Titik, 41, asal Desa Kebaman, Kecamatan Srono, itu berantakan. Meja dan kursi di kafe banyak yang rusak. Sejumlah kaca, juga ada yang pecah. “Meja dan kursi banyak yang rusak,” terang Horim, 28, karyawan Kafe Milk Shake Pemuda, kemarin (2/2).
Meja dan kursi yang rusak itu, terang dia, kebanyakan yang dipakai warga saat menghajar pelaku. Saat warga berdatangan, pelaku sebenarnya ketakutan dan lari ke dapur dengan memecah kaca jendela. “Pelaku sempat sembunyi di dapur,” terangnya.
Horim menyebut warga yang datang itu semuanya marah. Mereka ramai-ramai menghajar tersangka dengan berbagai alat seperti kayu.
Juga ada yang memukul dengan meja dan kursi milik kafe. “Semua warga geram, banyak yang membawa kayu untuk memukul pelaku,” katanya.
Menurut Horim, kedatangan pelaku ke kafe milik juragannya itu, sepertinya ingin mencari temannya. Sebelum marah-marah, pemuda itu mondar-mandir di sekitar kafe. “Seperti mencari temannya, tapi anehnya sambil membawa batu bata,” cetusnya.
Saat masuk ke kafe dan tidak menemukan orang yang dicari, pelaku itu langsung marah-marah. Dia menantang duel pada semua orang yang ada di kafe itu. “Tidak jelas marahnya, omongannya itu ngelantur,” jelasnya.
Dari perkataan yang disampaikan pelaku, jelas dia, yang diingat ingin balas dendam kepada temannya. Pelaku mengaku sudah dijebak oleh temannya itu hingga masuk penjara. “Pelaku baru keluar penjara pada Jumat (26/1) lalu,” terangnya.
Seperti yang diberitakan harian sebelumnya, Joko Prayitno, 36, asal Dusun Salakan, Desa Kenjo, Kecamatan Glagah, dihajar massa hingga babak belur, Rabu malam (31/1). Pemuda itu, dihakimi warga karena mengamuk di Kafe Milk Shake Pemuda yang ada di Desa Kebaman, Kecamatan Srono.
Gara-gara dihajar massa itu, Joko mengalami luka yang cukup parah di bagian kepala dan beberapa bagian tubuhnya. Karena luka yang cukup serius, oleh anggota polsek dikirim ke RSUD Blambangan, Banyuwangi.
Dari informasi yang diberhasil dikumpulkan Jawa Pos Radar Genteng, aksi main hakim sendiri yang dilakukan warga Desa Kebaman itu, bermula pada pukul 20.30, Joko datang ke kafe dengan membawa batu bata. Saat itu masuk dan diterima pegawai kafe, dia langsung marah-marah. “Saat itu saya di dapur melayani orang yang memesan salad,” ujar pemilik kafe, Titik, 41.
Saat pemuda yang diduga mabuk itu masuk kafe, terang dia, kondisi kafe sedang ramai. Karyawannya yang hanya satu orang, kebetulan sedang melayani pengunjung. “Saat orang itu (pelaku) marah-marah saya tidak tahu,” terang warga Desa Kebaman, Kecamatan Srono itu. (*)