30.8 C
Banyuwangi
Tuesday, March 21, 2023

Marak Isu Penculikan Anak

MUNCAR, Jawa Pos Radar Genteng – Isu ada penculikan anak marak di Banyuwangi selatan. Pesan berantai terkait penculikan siswa SDN 2 Sumberberas, Kecamatan Muncar, sempat menggegerkan para wali murid. Kabar penculikan anak ini, juga terjadi di Kecamatan Kalibaru.

Kabar ada penculikan siswa SDN 2 Sumberberas ini, muncul dari pengakuan salah satu siswanya yang masih kelas II berinisial GP kepada salah satu temannya. Selanjutnya, teman GP itu menyampaikan pada gurunya. “Guru ini lapor pada kepala SDN 2 Sumberberas Bowo Tri Widagdo,” cetus Koordinator Wilayah Kerja Satuan Pendidikan (Korwilker Satdik) Kecamatan Muncar, Muhammad Nurekan

Saat bercerita pada temannya, terang Nurekan, GP menyampaikan akan diculik oleh dua orang di sekitar sekolah. Bahkan anak itu menyebut mulutnya sempat dilakban. “Saat cerita pada temannya, di mulut GP masih ada lakban,” ujarnya.

Baca Juga :  Cegah Penyebaran, Gunner Spray Semprot Jalur Utama Banyuwangi Selatan

Dari pengakuan GP pada temannya itu, jelas dia, ternyata sampai pada Bowo Tri Widagdo selaku kepala sekolahnya. Bowo memanggil GP dan dimintai keterangannya. “Pengakuan GP persis keterangan dari guru dan siswa,” jelasnya.

Dari pengakuan siswanya, Bowo mengantar GP ke polsek setempat untuk laporan. Bersamaan dengan itu, kepala sekolah ini mengirim pesan ke sejumlah guru dan WA Grub (WAG) kepala sekolah SD di wilayah Kecamatan Muncar terkait rencana penculikan siswanya itu. “Ini akhirnya ramai,” ungkapnya.

Saat dimintai keterangan polisi, GP mulanya mengaku akan diculik oleh dua orang saat bermain di samping sekolah ketika sedang istirahat. “Pada polisi ceritanya persis saat cerita pada temannya,” cetusnya.

Untuk penyelidikan, polisi mengajak GP ke lokasi tempat rencana penculikan itu. Dalam rekuntruksi itu, bocah kelas II itu juga diminta untuk memperagakan saat akan diculik oleh dua pelaku. “GP mencoba memperagakan saat akan diculik, tapi polisi mencurigai ada yang tidak benar,” jelasnya.

Baca Juga :  Minta Sekolah Awasi Penjemput Siswa

Hingga akhirnya, masih kata dia, penyidik menanyakan kebenaran akan cerita rencana penculikan itu. Pada GP, polisi menunjukkan sejumlah kejanggalan. “Akhirnya GP mengakui ceritanya itu tidak benar, ia tidak akan diculik,” katanya.

Kepada penyidik polsek, GP mengaku pengakuan akan diculik itu hanya karangannya yang terinspirasi dari konten di media sosial TikTok. “Lakban yang sempat menutup mulutnya, itu didapat di samping sekolah,” ujarnya.

Sayangnya, Kepala SDN 2 Sumberberas, Kecamatan Muncar Bowo Tri Widagdo tidak mau bicara. Saat wartawan Jawa Pos Radar Genteng menemui di sekolahnya, pria yang rambutnya sudah beruban itu menolak berkomentar.(gas/abi)

MUNCAR, Jawa Pos Radar Genteng – Isu ada penculikan anak marak di Banyuwangi selatan. Pesan berantai terkait penculikan siswa SDN 2 Sumberberas, Kecamatan Muncar, sempat menggegerkan para wali murid. Kabar penculikan anak ini, juga terjadi di Kecamatan Kalibaru.

Kabar ada penculikan siswa SDN 2 Sumberberas ini, muncul dari pengakuan salah satu siswanya yang masih kelas II berinisial GP kepada salah satu temannya. Selanjutnya, teman GP itu menyampaikan pada gurunya. “Guru ini lapor pada kepala SDN 2 Sumberberas Bowo Tri Widagdo,” cetus Koordinator Wilayah Kerja Satuan Pendidikan (Korwilker Satdik) Kecamatan Muncar, Muhammad Nurekan

Saat bercerita pada temannya, terang Nurekan, GP menyampaikan akan diculik oleh dua orang di sekitar sekolah. Bahkan anak itu menyebut mulutnya sempat dilakban. “Saat cerita pada temannya, di mulut GP masih ada lakban,” ujarnya.

Baca Juga :  Minta Sekolah Awasi Penjemput Siswa

Dari pengakuan GP pada temannya itu, jelas dia, ternyata sampai pada Bowo Tri Widagdo selaku kepala sekolahnya. Bowo memanggil GP dan dimintai keterangannya. “Pengakuan GP persis keterangan dari guru dan siswa,” jelasnya.

Dari pengakuan siswanya, Bowo mengantar GP ke polsek setempat untuk laporan. Bersamaan dengan itu, kepala sekolah ini mengirim pesan ke sejumlah guru dan WA Grub (WAG) kepala sekolah SD di wilayah Kecamatan Muncar terkait rencana penculikan siswanya itu. “Ini akhirnya ramai,” ungkapnya.

Saat dimintai keterangan polisi, GP mulanya mengaku akan diculik oleh dua orang saat bermain di samping sekolah ketika sedang istirahat. “Pada polisi ceritanya persis saat cerita pada temannya,” cetusnya.

Untuk penyelidikan, polisi mengajak GP ke lokasi tempat rencana penculikan itu. Dalam rekuntruksi itu, bocah kelas II itu juga diminta untuk memperagakan saat akan diculik oleh dua pelaku. “GP mencoba memperagakan saat akan diculik, tapi polisi mencurigai ada yang tidak benar,” jelasnya.

Baca Juga :  Tampilkan Potensi Ikan Hias dan Kembangkan BBI

Hingga akhirnya, masih kata dia, penyidik menanyakan kebenaran akan cerita rencana penculikan itu. Pada GP, polisi menunjukkan sejumlah kejanggalan. “Akhirnya GP mengakui ceritanya itu tidak benar, ia tidak akan diculik,” katanya.

Kepada penyidik polsek, GP mengaku pengakuan akan diculik itu hanya karangannya yang terinspirasi dari konten di media sosial TikTok. “Lakban yang sempat menutup mulutnya, itu didapat di samping sekolah,” ujarnya.

Sayangnya, Kepala SDN 2 Sumberberas, Kecamatan Muncar Bowo Tri Widagdo tidak mau bicara. Saat wartawan Jawa Pos Radar Genteng menemui di sekolahnya, pria yang rambutnya sudah beruban itu menolak berkomentar.(gas/abi)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/