GLENMORE, Jawa Pos Radar Genteng – Diduga melakukan pelecehan seksual pada muridnya, oknum guru di SMPN 1 Glenmore, Khoirul Anwar, 26, dimutasi ke sekolah lain. Sedang korban berinisial JN, 14, kembali belajar di sekolah.
Kabar pelecehan yang santer di media sosial itu, sempat mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi. “Yang beredar, korban disentuh bagian vitalnya oleh pelaku,” kata seorang pemuda asal Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore yang namanya tidak ingin dikorankan, Rabu (25/1).
Pemuda yang juga salah satu alumni SMPN 1 Glenmore itu menyampaikan berita pelecehan itu sudah tersebar dari mulut ke mulut sejak sepekan lalu. “Sudah kesebar, tapi tidak tahu ceritanya ditambahi atau tidak. Tangkapan layar berita soal itu juga sudah tersebar,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Setelah kabar asusila itu menyebar, korban dan oknum guru sepakat damai. Pihak sekolah yang memediasi kedua belah pihak, menampik adanya aksi pelecehan tersebut. “Kalau yang saya tahu, (oknum guru) itu tidak sengaja,” kata Kepala SMPN 1 Glenmore, Ahmad Hasan.
Hasan menjelaskan kronologi kejadian itu bermula saat ada ekstrakurikuler renang di sebuah tempat pemandian pada Sabtu (14/1). Saat akan ke lokasi kolam renang, JN tidak dapat tumpangan dan oknum guru itu menawarkan tumpangan. “Pak Anwar itu guru olahraganya,” ungkapnya.
Saat dalam perjalanan itu, Hasan yang mengaku sudah memediasi keduanya menyebut gurunya itu tidak sengaja menyenggol bagian tubuh JN. “Yang tersenggol di sekitar paha,” terangnya.
Meski menampik disebut adanya pelecehan, Hasan mengungkap pihak keluarga JN sempat datang ke sekolah pada Senin (16/1) untuk mengadu. “Kami melaporkan kejadian ini ke Dinas Pendidikan (Dispendik) dan menyerahkan semua perkaranya ke sana,” ujarnya.
Dari laporannya itu, tim dari Dispendik dua kali datang ke sekolahnya untuk melakukan pendalaman perkara tersebut. Hasilnya, Anwar yang terdaftar sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) itu, sejak Selasa (24/1) dipindah ke Korwilkersatdik Kalibaru. “Per 24 Januari yang bersangkutan sudah tidak lagi mengajar di sini, saya tidak tahu di Kalibaru jadi guru atau apa,” paparnya.
Selain itu, masih kata dia, pihak keluarga korban juga sudah menandatangani surat pernyataan untuk tidak memperpanjang masalah ini. “Siswanya (korban) juga sudah kembali sekolah seperti tidak ada apa-apa,” terangnya.(sas/abi)