23.6 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Alokasi Berkurang, Dispertan Siapkan Bantuan Pupuk

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) memastikan ketersediaan pupuk subsidi untuk petani di Banyuwangi tercukupi. Khususnya, bagi para petani yang telah terdaftar di e-alokasi. Selain itu, untuk menggenjot produksi panen di luar sembilan komoditas utama, Dispertan juga menyiapkan pupuk organik cair (POC) dan pupuk organik granul (POG).

Sekadar diketahui, alokasi pupuk bersubdisi untuk wilayah Banyuwangi tahun ini sebanyak 76.491 ton. Jumlah itu terdiri dari 46.506 ton pupuk urea, 29.933 ton pupuk NPK, dan 52 ton NPK formula khusus.

Berdasar data Dispertan Banyuwangi, alokasi pupuk subsidi urea pada tahun 2022 sebesar 54.955 ton atau berkurang 8.449 ton di tahun 2023. Sedangkan pupuk subsidi NPK mengalami pengurangan sebesar 10.943 ton dibanding tahun 2022 yang mencapai 40.876 ton.

Penurunan alokasi pupuk bersubsidi itu salah satunya dipicu perubahan jumlah komoditas utama. Tepatnya, dari 70 komoditas yang sebelumnya mendapat alokasi pupuk bersubsidi, kini hanya diperuntukkan bagi sembilan komoditas.

Baca Juga :  Diguyur Hujan, 200 Hektare Tembakau Layu

Pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 41 Tahun 2021, ada 70 komoditas yang mendapatkan pupuk bersubsidi. Regulasi itu diubah melalui Permentan Nomor 10 Tahun 2022 yang menyebutkan pupuk subsidi hanya dialokasikan untuk sembilan komoditas utama, meliputi padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, tebu rakyat, kopi, dan kakao

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispertan Ilham Juanda mengaku telah menyiapkan empat solusi terkait pembatasan pupuk bersubsidi imbas perubahan regulasi. Pertama, menyiapkan pupuk subsidi untuk para petani yang tidak tercatat dalam e-alokasi. Yakni, petani di luar komoditas utama dan petani komoditas utama yang tidak tercantum dalam e-alokasi.

Sekadar diketahui, berdasar data Dispertan terdapat 109,578 Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang termasuk dalam e-alokasi. Sedangkan kurang lebih 18 ribu NIK tidak terindikasi dalam e-alokasi. ”NIK yang tidak masuk e-alokasi akan menjadi fokus pemberian bantuan pupuk. Sebab, mereka yang sudah tercantum dalam e-alokasi dipastikan aman stok,” ujar Ilham kemarin (23/2).

Baca Juga :  Dispertapa Ajak Petani Tanam Cabai Rawit

Ilham menuturkan, rencananya penyaluran pupuk subsidi untuk solusi pertama tersebut dimulai pada Juni atau Juli. Sebab, pengadaan pupuk dilaksanakan bulan Maret. ”POC sebanyak 147,970 liter dan pupuk granul mencapai 500 ton,” tuturnya.

Solusi kedua, imbuh Ilham, menjadikan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) sebagai pusat pos komando strategi pertanian. Jumlah BPP di Banyuwangi mencapai 20 kantor. ”Solusi selanjutnya, data yang sudah ada akan dioptimalkan. Dengan tujuan mengurangi adanya eror dan memperbarui data yang terkini,” jelasnya.

Terakhir, bekerja sama dengan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), distributor, dan petani dengan mengadakan sosialisasi. ”Selain memberikan pupuk, kami juga melaksanakan berbagai pelatihan. Seperti pembuatan pupuk alami dan cara merawat kesuburan tanah,” pungkas Ilham. (rei/sgt/c1)

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) memastikan ketersediaan pupuk subsidi untuk petani di Banyuwangi tercukupi. Khususnya, bagi para petani yang telah terdaftar di e-alokasi. Selain itu, untuk menggenjot produksi panen di luar sembilan komoditas utama, Dispertan juga menyiapkan pupuk organik cair (POC) dan pupuk organik granul (POG).

Sekadar diketahui, alokasi pupuk bersubdisi untuk wilayah Banyuwangi tahun ini sebanyak 76.491 ton. Jumlah itu terdiri dari 46.506 ton pupuk urea, 29.933 ton pupuk NPK, dan 52 ton NPK formula khusus.

Berdasar data Dispertan Banyuwangi, alokasi pupuk subsidi urea pada tahun 2022 sebesar 54.955 ton atau berkurang 8.449 ton di tahun 2023. Sedangkan pupuk subsidi NPK mengalami pengurangan sebesar 10.943 ton dibanding tahun 2022 yang mencapai 40.876 ton.

Penurunan alokasi pupuk bersubsidi itu salah satunya dipicu perubahan jumlah komoditas utama. Tepatnya, dari 70 komoditas yang sebelumnya mendapat alokasi pupuk bersubsidi, kini hanya diperuntukkan bagi sembilan komoditas.

Baca Juga :  Tanaman Padi Diserang Wereng

Pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 41 Tahun 2021, ada 70 komoditas yang mendapatkan pupuk bersubsidi. Regulasi itu diubah melalui Permentan Nomor 10 Tahun 2022 yang menyebutkan pupuk subsidi hanya dialokasikan untuk sembilan komoditas utama, meliputi padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, tebu rakyat, kopi, dan kakao

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispertan Ilham Juanda mengaku telah menyiapkan empat solusi terkait pembatasan pupuk bersubsidi imbas perubahan regulasi. Pertama, menyiapkan pupuk subsidi untuk para petani yang tidak tercatat dalam e-alokasi. Yakni, petani di luar komoditas utama dan petani komoditas utama yang tidak tercantum dalam e-alokasi.

Sekadar diketahui, berdasar data Dispertan terdapat 109,578 Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang termasuk dalam e-alokasi. Sedangkan kurang lebih 18 ribu NIK tidak terindikasi dalam e-alokasi. ”NIK yang tidak masuk e-alokasi akan menjadi fokus pemberian bantuan pupuk. Sebab, mereka yang sudah tercantum dalam e-alokasi dipastikan aman stok,” ujar Ilham kemarin (23/2).

Baca Juga :  Lagi, Muhammadiyah Bantu Air Minum Warga Wongsorejo

Ilham menuturkan, rencananya penyaluran pupuk subsidi untuk solusi pertama tersebut dimulai pada Juni atau Juli. Sebab, pengadaan pupuk dilaksanakan bulan Maret. ”POC sebanyak 147,970 liter dan pupuk granul mencapai 500 ton,” tuturnya.

Solusi kedua, imbuh Ilham, menjadikan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) sebagai pusat pos komando strategi pertanian. Jumlah BPP di Banyuwangi mencapai 20 kantor. ”Solusi selanjutnya, data yang sudah ada akan dioptimalkan. Dengan tujuan mengurangi adanya eror dan memperbarui data yang terkini,” jelasnya.

Terakhir, bekerja sama dengan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), distributor, dan petani dengan mengadakan sosialisasi. ”Selain memberikan pupuk, kami juga melaksanakan berbagai pelatihan. Seperti pembuatan pupuk alami dan cara merawat kesuburan tanah,” pungkas Ilham. (rei/sgt/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/