KABAT, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Diduga sedang menerima telepon saat berada di tengah sawah dalam kondisi hujan, seorang buruh pemetik cabai tewas tersambar petir, Selasa (17/1). Korban adalah Kudtsiyah, 52, warga Dusun Cantuk Kidul, Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi.
Awalnya, korban bersama Hairiyah, 54, warga Desa Cantuk dan Riyadin, 55, warga Desa Padang, Kecamatan Singojuruh, berangkat kerja sebagai buruh petik cabai di ladang milik Fahmi yang berlokasi di Dusun Tembelang, Desa Bareng, Kecamatan Kabat. ”Kebetulan letaknya berbatasan dan lebih dekat dengan Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh,” ungkap Kepala Desa Singolatren Apandi.
Sekitar pukul 12.30, turun hujan lebat di Kecamatan Kabat, termasuk di Dusun Tembelang, Desa Bareng, tempat korban bekerja. Sekira pukul 15.30, Kudtsyiah bersama Hairiyah dan Riyadin hendak pulang. Namun, ketika hendak pulang Hairiyah sempat melihat korban Kudtsyiah sedang menerima panggilan telepon melalui ponsel.
Tak berselang lama, petir menggelegar dan menyambar Kudtsyiah hingga terpental ke tanah. Hairiyah dan Riyadin yang mengetahui kejadian itu langsung berusaha meminta pertolongan kepada warga setempat. ”Saat kami datang, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia tergeletak di tanah sawah,” jelas Apandi.
Dia kemudian menginformasikan kejadian tersebut ke Mapolsek Singojuruh dan tim medis Puskesmas Singojuruh. Saat dievakuasi dan diperiksa tim medis, diketahui korban mengalami luka gosong pada kaki kanan dan dada serta keluar darah dari kedua telinga.
Karena wilayah persawahan masuk wilayah Kecamatan Kabat, maka kasus tersebut ditangani aparat Polsek Kabat. Kapolsek Kabat AKP Sumono membenarkan kronologi kejadian tersebut. ”Korban meninggal murni karena tersambar petir. Selanjutnya korban dibawa pulang ke rumahnya di Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh untuk dimakamkan dan keluarga korban membuat wurat pernyataan menolak dilakukan otopsi,” pungkas Sumono. (ddy/sgt/c1)