24 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Bangunan Fisik Tuntas 72,5 Persen, Peralatan TPST Balak Segera Diuji Coba

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Balak, Kecamatan Songgon, terus dikebut. Dijadwalkan pada April mendatang sudah mulai beroperasi, meski masih tahap uji coba.

TPST di Desa Balak dibangun oleh Systemiq, NGO internasional yang didanai pemerintah Norwegia dan merupakan perluasan program STOP (Stop Tapping Ocean Plastic) yang sebelumnya sudah berjalan di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar. Program tersebut dikembangkan dengan skala yang lebih luas melalui program bertajuk ”Banyuwangi Hijau” dan akan menyasar 250 ribu jiwa di enam kecamatan, yakni Songgon, Singojuruh, Kabat, Rogojampi, Sempu, dan Genteng.

”Saat ini tahap penyelesaian fisik bangunan sudah 72,5 persen. Awal April ditargetkan sudah mencapai 82 persen dan akan mulai uji coba peralatan dengan kebutuhan tenaga kerja 14 orang,” ungkap Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi Dwi Handayani.

Baca Juga :  Magang di Klub Valencia, Dwiki Ahmad Dharmawan Mengejar Mimpi di Eropa

Menurut Yani,  jika pembangunan TPST telah tuntas 100 persen dan konstruksi bangunannya sudah siap, maka akan dioperasikan semuanya. ”Jika memang sudah tuntas seratus persen, secara bertahap akan mulai operasional dan butuh 156 orang karyawan sampai tahun 2023 ini,” jelasnya.

TPST di Desa Balak tidak hanya menjadi tempat pengolahan sampah, namun manajemen penanganannya juga lebih advance, mengingat kapasitasnya yang juga lebih besar. ”TPST di Desa Balak ini, sampah yang diolah bisa diekspor seperti yang di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar,” terangnya.

Dengan program yang dikelola bersama Systemiq, lanjut Yani, diharapkan dapat berkontribusi sebesar 19,5 persen dari penanganan kebocoran sampah di Banyuwangi pada 2024. Program ini dijalankan tidak hanya sekadar membangun TPST, tapi juga melakukan pendampingan kepada warga terkait manajemen pengelolaan sampah yang tujuan besarnya adalah mengubah perilaku masyarakat terkait persampahan berkelanjutan di Banyuwangi.

Baca Juga :  Kisah Pemenang Mobil Ayla, Dua Kali Ujian Praktik SIM Belum Juga Lulus

”Tidak hanya membangun fasilitas, warga juga didampingi dan diedukasi. Pengembangan fasilitas akan berhasil apabila bisa mengubah perilaku masyarakat dalam hal membuang dan memilah sampah, mulai dari tingkat rumah tangga,” pungkasnya. (ddy/aif/c1)

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Balak, Kecamatan Songgon, terus dikebut. Dijadwalkan pada April mendatang sudah mulai beroperasi, meski masih tahap uji coba.

TPST di Desa Balak dibangun oleh Systemiq, NGO internasional yang didanai pemerintah Norwegia dan merupakan perluasan program STOP (Stop Tapping Ocean Plastic) yang sebelumnya sudah berjalan di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar. Program tersebut dikembangkan dengan skala yang lebih luas melalui program bertajuk ”Banyuwangi Hijau” dan akan menyasar 250 ribu jiwa di enam kecamatan, yakni Songgon, Singojuruh, Kabat, Rogojampi, Sempu, dan Genteng.

”Saat ini tahap penyelesaian fisik bangunan sudah 72,5 persen. Awal April ditargetkan sudah mencapai 82 persen dan akan mulai uji coba peralatan dengan kebutuhan tenaga kerja 14 orang,” ungkap Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi Dwi Handayani.

Baca Juga :  Jelang Galungan, Ramai-ramai Pesan Penjor

Menurut Yani,  jika pembangunan TPST telah tuntas 100 persen dan konstruksi bangunannya sudah siap, maka akan dioperasikan semuanya. ”Jika memang sudah tuntas seratus persen, secara bertahap akan mulai operasional dan butuh 156 orang karyawan sampai tahun 2023 ini,” jelasnya.

TPST di Desa Balak tidak hanya menjadi tempat pengolahan sampah, namun manajemen penanganannya juga lebih advance, mengingat kapasitasnya yang juga lebih besar. ”TPST di Desa Balak ini, sampah yang diolah bisa diekspor seperti yang di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar,” terangnya.

Dengan program yang dikelola bersama Systemiq, lanjut Yani, diharapkan dapat berkontribusi sebesar 19,5 persen dari penanganan kebocoran sampah di Banyuwangi pada 2024. Program ini dijalankan tidak hanya sekadar membangun TPST, tapi juga melakukan pendampingan kepada warga terkait manajemen pengelolaan sampah yang tujuan besarnya adalah mengubah perilaku masyarakat terkait persampahan berkelanjutan di Banyuwangi.

Baca Juga :  Gelap Gulita, Pemotor Tabrak Pagar Penyekatan

”Tidak hanya membangun fasilitas, warga juga didampingi dan diedukasi. Pengembangan fasilitas akan berhasil apabila bisa mengubah perilaku masyarakat dalam hal membuang dan memilah sampah, mulai dari tingkat rumah tangga,” pungkasnya. (ddy/aif/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/