RADAR BANYUWANGI – Puluhan petugas dari Dinas PU Pengairan bersama warga dan anggota TNI dari Kodim 0825 Banyuwangi, Senin (13/2) bergotong royong membersihkan puing-puing akibat luapan Sungai Kalilo Banyuwangi. Selain membersihkan puing, petugas gabungan juga memasang sandbag untuk menahan laju air agar tak masuk ke permukiman warga.
Ada dua titik yang menjadi konsentrasi penanganan. Titik pertama di jalur Sungai Kalilo, Lingkungan Krajan, Kelurahan Kepatihan. Kedua, di titik bangunan ambrol di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu. Warga bersama petugas bergotong royong membersihkan puing sisa bangunan ambrol agar tak menghambat laju aliran sungai.
Kepala Dinas PU Pengairan Guntur Priambodo mengatakan, untuk sementara langkah yang bisa dilakukan berupa aksi tanggap darurat. Seperti pemasangan sandbag di titik jebolnya tangkis agar air tak masuk lagi ke permukiman warga.
Selain itu, juga dilakukan pembersihan puing bangunan yang ambrol pada Minggu (12/2). ”Sampai dengan pelaksanaan pengerjaan kegiatan tahun 2023, sementara kita lakukan pembersihan puing dan pemasangan sandbag,” jelas Guntur.
Terkait penanganan Kalilo, Dinas PU Pengairan sudah menyiapkan program prioritas. Program jangka pendek yaitu penggalian sedimen dan pembangunan tangkis dengan ketebalan 3 meter di sepanjang pinggiran Sungai Kalilo. ”Sedimen kita angkat 1 meter, ketinggian tangkis kita tambahi satu meter,” imbuhnya.
Pembangunan tangkis dengan lebar 3 meter, kata Guntur, untuk memberikan akses jalan di bibir sungai bagi masyarakat. Tangkis itu akan lebih kokoh karena dipasangi kolom beton dengan pasangan besi dan kolom besi yang lebih kuat dari pasangan biasa.
Rencananya, rumah-rumah yang berdiri di pinggiran sungai bagian terasnya dirancang menghadap ke arah sungai. Jadi, tidak ada lagi rumah-rumah yang membelakangi sungai. Langkah ini dilakukan agar warga ikut menjaga kebersihan sungai.
”Kita laporkan ke bupati nanti, selain membuat tangkis dengan space 3 meter, kita juga akan membuat langkah penanganan jangka menengah dengan intervensi rumah warga untuk menghadap ke sungai. Benefit tambahanya, mereka akan teredukasi untuk tidak membuang sampah di sungai,” tegas Guntur.
Rencana pembangunan tangkis dan pengerukan sedimen dinanti warga. Taslim, 62, warga Lingkungan Karangbaru, Kelurahan Panderejo, mengatakan, pertengahan Januari lalu warga di dekat tempat tinggalnya membangun sendiri tambahan bangunan tangkis.
Tangkis tersebut, imbuh Taslim, berukuran sekitar 1 meter dengan panjang sekitar 50 meter. Namun tetap saja, saat luapan air meninggi, air bisa menembus sela-sela tangkis. ”Kami berharap bisa segera dibangun tangkis dan dikeruk sungainya karena sudah dangkal,” ucapnya.
Sementara itu, pendangkalan Kalilo menurut Guntur tak lepas dari kondisi yang terjadi di wilayah hulu. Harus ada langkah kerja sama untuk bisa mengembalikan vegetasi tanaman di sekitar wilayah kaki Ijen agar material tanah tidak lagi terbawa ke sungai ketika hujan lebat turun. ”Di lereng Gantasan tanah kerasnya sudah tidak ada. Vegetasinya tidak ada sehingga ketika terjadi hujan tidak ada penahannya,” kata Guntur. (fre/aif/c1)