GLAGAH, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Malam 1 Suro dimanfaatkan untuk melakukan ritual memandikan pusaka. Salah satunya di Desa Paspan, Kecamatan Glagah. Ratusan keris yang dimiliki para tokoh seni dan budaya setempat dimandikan dengan air kembang.
Ritual berlangsung pukul 09.00 hingga pukul 12 malam. Total ada 150 keris yang dimandikan. Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Choliqul Ridha mengatakan, benda pusaka yang dimandikan adalah milik pribadi. Seperti milik seniman barong Sucipto dan Gatot dari Desa Kemiren.
Ada lima orang yang bertugas mencuci benda pusaka tersebut. Ada keris Sengkilat, Singo Barong, Omyang Jimbe, Tilam Upih, Tilam Sari, dan Nogososro. Keris itu dimandikan dengan air yang diambilkan dari tujuh sumber, termasuk air laut. ”Jamasan pusaka sebenarnya berbeda dengan memandikan. Kalau memandikan bisa dilakukan kapan saja dan fungsinya agar pamornya kembali terlihat. Kalau jamasan seperti mengasah lagi keris-keris ini secara spiritual,”kata Ridha.
GLAGAH, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Malam 1 Suro dimanfaatkan untuk melakukan ritual memandikan pusaka. Salah satunya di Desa Paspan, Kecamatan Glagah. Ratusan keris yang dimiliki para tokoh seni dan budaya setempat dimandikan dengan air kembang.
Ritual berlangsung pukul 09.00 hingga pukul 12 malam. Total ada 150 keris yang dimandikan. Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Choliqul Ridha mengatakan, benda pusaka yang dimandikan adalah milik pribadi. Seperti milik seniman barong Sucipto dan Gatot dari Desa Kemiren.
Ada lima orang yang bertugas mencuci benda pusaka tersebut. Ada keris Sengkilat, Singo Barong, Omyang Jimbe, Tilam Upih, Tilam Sari, dan Nogososro. Keris itu dimandikan dengan air yang diambilkan dari tujuh sumber, termasuk air laut. ”Jamasan pusaka sebenarnya berbeda dengan memandikan. Kalau memandikan bisa dilakukan kapan saja dan fungsinya agar pamornya kembali terlihat. Kalau jamasan seperti mengasah lagi keris-keris ini secara spiritual,”kata Ridha.
