WONGSOREJO, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Pasar Darussalam di Desa Sidowangi, Kecamatan Wongsorejo, baru diresmikan oleh Wakil Bupati Sugirah satu bulan lalu. Semakin hari, pasar tradisional tersebut semakin bergeliat. Jumlah pedagang yang awalnya 25 orang, kini mencapai 62 orang.
Kehadiran pasar baru di Desa Sidowangi benar-benar dirasakan oleh warga setempat. Warga tak perlu jauh-jauh belanja kebutuhan pokok. Berbeda dengan sebelumnya, warga harus menempuh jarak 2 kilometer untuk berbelanja kebutuhan pokok ke Pasar Galekan, Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo.
”Alhamdulillah, perekonomian warga Sidowangi semakin membaik dari sebelumnya. Pendapatan juga semakin bertambah. Selain itu, pembeli juga lebih senang karena tidak usah jauh-jauh belanja ke Pasar Galekan,” ungkap Siti Maryam, salah seorang pedagang di Pasar Darussalam.
Penghasilan yang Siti dapat dari jualan lumayan besar. Sehari bisa meraih keuntungan Rp 150 ribu. Kalau buka lapak mulai pukul 15.30 hingga pukul 22.00, omzetnya bisa mencapai Rp 300 ribu lebih.
”Saya buka warung habis subuh hingga sore. Sore hingga malam diganti suami. Kalau habis subuh saya jualan sayuran dan bumbu masak. Kalau malam jualan gorengan,” ungkapnya.
Menurut Siti, perkembangan Pasar Darussalam benar-benar pesat. Tidak sampai dua bulan, pedagang yang awalnya hanya 25 orang, kini mencapai 62 orang. Itu belum termasuk pedagang dari luar Sidowangi yang berjualan pentol cilok.
”Pertama kali didirikan pasar banyak yang mencibir. Ada yang bilang tidak bakalan ada pembeli. Ada pula yang meramal tidak sampai sebulan bakalan tutup. Alhamdulillah, pembeli terus bertambah,” ucapnya.
Siti menceritakan, berdirinya pasar tersebut atas inisiatif para mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung Banyuwangi. ”Pemerintah desa sebenarnya sudah cukup lama punya gagasan mendirikan pasar. Akhirnya berkat dukungan adik-adik mahasiswa yang KKN, pasar tradisional bisa terwujud,” jelasnya.
Saat peserta KKN mencari orang-orang yang mau mengisi lapak pasar, hanya sebagian yang bersedia. Kala itu yang mendukung pendirian pasar hanya lima orang, yaitu para pemilik toko dan warga yang tidak memiliki kesibukan berdagang. Saat pasar tersebut diresmikan, hanya diikuti 25 pedagang. ”Sekarang berkembang menjadi 62,” kata Siti.
Pedagang lainnya, Sahlawi mengaku terbantu dengan kehadiran Pasar Darussalam. Ekonomi warga bergeliat dan malam hari suasana Desa Sidowangi tambah ramai. ”Malam hari bisa menikmati kuliner di pasar. Pokoknya desa ini mulai hidup. Kalau malam ada yang cangkrukan. Warga dari desa lain banyak yang datang,” ujar pedagang buah-buahan itu.
Kepala Desa (Kades) Sidowangi Muansin mengaku senang dengan kehadiran Pasar Darussalam. Saat ini warganya tidak perlu jauh-jauh pergi ke Pasar Galekan. Kehadiran pasar tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. ”Setidaknya dengan adanya pasar baru, masyarakat bisa ikut berjualan. Itung-itung bisa mengurangi pengangguran. Kehadiran pasar ini bisa menunjang perekonomian masyarakat pedalaman,” ujar Muansin.
Dikatakan Muansin, pasar tersebut sudah berubah konsep ketika kali pertama didirikan. Sedianya hanya dibuka setiap hari Kamis. Jadwal operasional sore hingga malam. Di luar dugaan pengunjungnya selalu ramai hingga malam hari. ”Akhirnya kita buka setiap hari. Hampir setiap malam banyak warga yang bersantai sembari berkuliner di pasar,” imbuh Muansin.
Melihat geliat pasar tersebut, Pemdes Sidowangi akan mencari lahan baru yang bisa dibangun lapak-lapak permanen. Saat ini lokasi berjualan hanya di trotoar, tepatnya di jalan utama Desa Sidowangi. ”Segera kita lakukan terobosan baru. Setidaknya ada lahan yang bisa digunakan secara permanen. Soalnya yang ingin berjualan di pasar cukup banyak,” kata Muansin.
Sejauh ini pedagang yang mau mendaftar ikut berjualan hanya dari desa tetangga. Mereka ingin mencari rezeki dari berjualan. ”Setiap saya datang ke pasar, sering kali bertemu dengan pedagang dari desa sebelah. Mereka ingin ikut berjualan di Pasar Darussalam,” kata Muansin.
Untuk kebutuhan operasional setiap hari, semua pedagang dimintai iuran untuk mencukupi kebutuhan yang diperlukan pedagang. Uang hasil iuran digunakan untuk membayar listrik, air, dan kebersihan pasar. ”Satu pedagang iuran Rp 2.000 setiap hari. Alhamdulillah, pedagang sepakat,” tutur Muansin.
Pasar Darussalam di Desa Sidowangi, Kecamatan Wongsorejo, dibuka langsung oleh Wakil Bupati (Wabub) Banyuwangi Sugirah, Kamis lalu (8/9). Pendirian pasar tersebut digagas oleh mahasiswa IAIDA Blokagung yang melaksanakan KKN di Desa Sidowangi. Kehadiran pasar tersebut untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa setempat. (hum/aif/c1)