KALIPURO – Pembuangan limbah medis bekas tes antigen di Selat Bali disikapi serius jajaran Forpimda Banyuwangi. Selasa (1/2) Kapolresta, Dandim, dan Danlanal menyisir klinik yang dicurigai membuang sampah medis tersebut.
Sebelumnya sejumlah klinik layanan tes antigen di sekitar Pelabuhan Ketapang mendapat teguran dari Dinas Kesehatan. Pengelola dianggap tidak memenuhi standar penyedia jasa layanan swab test antigen. Mereka juga tidak menyiapkan pengelolaan limbah medis.
Forpimda bersama Satpolair yang melakukan pengecekan di klinik layanan tes antigen langsung memeriksa kelengkapan yang dimiliki pos swab. Petugas gabungan memeriksa apakah fasilitas pengelolaan limbah medis sudah sesuai dengan ketentuan atau tidak.
Sayangnya, saat melakukan sidak kemarin petugas tak menemukan adanya pelanggaran pengelolaan limbah medis yang dilakukan oleh klinik. ”Setelah video pembuangan limbah medis viral, kita langsung menindaklanjuti dengan mengumpulkan barang bukti. Dari hasil gelar perkara, ternyata sampah bekas bungkus antigen yang dibuang. Bukan limbah medis bekas antigen,” tegas Kapolresta Kombespol Nasrun Pasaribu.
Besar kemungkinan, sampah-sampah tersebut tertiup angin saat akan dibakar oleh petugas klinik.Meski ada dugaan semacam itu, pihaknya tetap menegur pemilik klinik. Nasrun meminta pengelola klinik lebih serius menangani sampah bekas bungkus rapid test.
”Ada SOP untuk pengamanan limbah klinik. Setelah ditangani klinik, ada tim khusus yang mengambilnya. Kita lihat di klinik sudah ada pengelolaan limbah medis dan nonmedis. Meski begitu, kita tetap meminta agar jangan sembarangan membuang sampah,” tegasnya.
Perwakilan dari Klinik Biocheck 2, Nadia, menyampaikan permintaan maafnya. Dia mengaku kurang teliti mengawasi sampah sisa rapid test. Nadia menegaskan sampah yang terbuang bukan bagian limbah medis, melainkan sampah nonmedis sisa bungkus rapid test dan dokumen saja. ”Limbah medis ada tempatnya, yang nonmedis biasanya kita bakar. Kita tidak tahu kenapa bisa tersebar. Kami minta maaf karena kurang teliti,” kata Nadia.
Meski pembuang sampah sisa rapid test meminta maaf, namun Ketua Komisi I DPRD Banyuwangi Irianto menilai tetap harus ada tindakan tegas dari aparat, termasuk Dinas Kesehatan dan Satpol PP. Politikus dari PDIP itu menambahkan, ada kemungkinan sampah lain termasuk limbah medis bisa ikut terbuang sehingga perlu ada tindakan tegas mengusut permasalahan tersebut. ”Saya menduga belum ada kerja sama dengan pihak ketiga terkait limbah. Saya minta pihak terkait benar-benar mengusut tuntas. Persoalan ini jangan dianggap sepele,” kata Irianto.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat ikut mengambil sikap terkait sampah bungkus peralatan medis yang dibuang dan mencemari kawasan pantai Kapuran, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Pihaknya tengah menerjunkan tim untuk menginvestigasi asal sampah bekas rapid test yang berserakan di Selat Bali tersebut. ”Tim kami masih bekerja di lapangan. Kalau sudah mendapatkan informasi secara detail, nantinya menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil tindakan selanjutnya,” ujarnya.
Dinas Kesehatan akan memanggil seluruh pengelola rapid test antigen. Perkara sampah peralatan medis yang dibuang sembarangan menjadi atensi Satgas Covid-19 Banyuwangi. Sebab, persoalan sampah ini berpotensi menjadi pelanggaran serius. ”Akan kita kumpulkan lagi para penanggung jawab gerai rapid test antigen, supaya permasalahan ini dapat segera teratasi, Kalau sudah seperti ini, aparat penegak hukum yang akan melakukan tindakan,” kata Amir.
Dalam dua hari terakhir beredar video temuan limbah bekas rapid test yang dibuang di perairan Kapuran, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Dalam video tersebut tampak sisa bekas rapid test mulai dari cotton bud, rapid kit, masker, sampai dokumen berserakan di pesisir pantai hingga mencemari laut di sekitar Pelabuhan Ketapang.
Perekam temuan limbah medis, Danil mengatakan, saat merekam temuan tersebut banyak sampah-sampah medis yang mengapung di atas laut. Sampah medis ini berupa bekas alat yang digunakan untuk mendeteksi gejala Covid-19, yakni tes antigen. ”Lumayan banyak sampahnya. Saya kurang tahu siapa yang membuang sampah medis. Sampah-sampahnya itu menempel di terumbu karang,” kata Danil.