28.5 C
Banyuwangi
Friday, June 2, 2023

Warga Merak Pertanyakan Keaslian Pupuk Avatara Mutiara 1616  

BANYUPUTIH, Jawa Pos Radar Situbondo – Sejumlah warga di Dusun Merak, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, mempertanyakan keaslian dan legalitas Pupuk Avatara Mutiara 1616 yang telanjur mereka beli. Sebab, ada sejumlah kejanggalan yang ditemui warga.

Misalnya, nomor registrasi HAKI dan nomor izin Deptan sama-sama bermasalah ketika dicek melalui alamat yang tertera di dalam tulisan karung. Bukan hanya itu, ketika pupuk diaplikasikan, daun tanaman malah menguning.

Ahmad Fajar Afifi, pemuda di Dusun Merak mengatakan, warga tentunya sangat dirugikan jika pupuk tersebut tidak asli. Sebab, pupuk tidak bisa berfungsi dengan baik. Padahal, warga sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Afif menceritakan, awalnya dirinya mendapatkan tawaran pupuk dari pedagang yang mendatangi rumahnya. Pedagang tersebut tiba-tiba datang dan menawarkan pupuk dengan harga cukup murah. Namun, menurutnya cara penjualannya terkesan memaksa. Bahkan, penjual itu meletakkan lima sak pupuk meskipun petani yang dititipi tidak memiliki uang.

”Orang tua saya sudah tidak mau beli, tetapi penjualnya itu tetap meletakkan lima sak pupuk. Katanya ngutang tidak masalah, yang terpenting langsung kirim ke rekening penjualnya. Harga per sak itu Rp 550 ribu.  Sampai sekarang tetap tidak saya bayar, baru akan saya bayar setelah pupuk itu diketahui palsu atau tidaknya,” jelas Afif, Rabu (22/3).

Baca Juga :  Semeru Erupsi, Status Gunung Raung Masih Normal

Kata Afif, setelah pedagang pupuk tersebut pergi, dia mencoba untuk mengecek pupuk yang sudah ada di tangannya. Begitu dicek, pupuk tersebut tidak sama dengan pupuk yang selama ini dibeli dari kios-kios setempat. ”Kalau pupuk yang kami beli dari kios-kios seperti pupuk bersubsidi, misalnya, biasanya kalau dicampur dengan air pasti mencair. Tapi kalau yang pupuk Avatara Mutiara 1616 tidak langsung cair. Dapat satu hari cair juga, tetapi kayak tanah,” terangnya.

Tidak percaya begitu saja dengan uji coba yang pertama, Afif meletakkan pupuk tersebut ke tanaman cabai. Alhasil, bukannya cabai tambah subur malah tambah rusak dan daunnya menguning. ”Saya coba bandingkan ke tanaman dengan pupuk yang menurut saya asli, perbedaannya sangat jauh. Yang satunya hidup, yang pakai pupuk diduga palsu itu malah kuning,” jelasnya.

Bukan hanya itu, nomor registrasi hak atas kekayaan intelektual (HAKI) di pupuk tersebut tidak sama antara di barcode dengan bungkus pupuk. Selain itu, nomor izin Deptan juga tidak terdaftar di departemen pertanian. ”Saya sudah cek semuanya agar saya ini percaya kalau pupuk itu asli. Tapi semakin dicek makin banyak kerancuan. Pas saya hubungi penjualnya malah tidak mau balas dan pesan saya hanya dibaca, tapi tidak dibalas, sekarang (kemarin) sudah diblokir,” beber Afif.

Baca Juga :  Sudah Musim Pancaroba, Petani Masih Khawatir Tanam Jagung

Dampak masuknya pedagang pupuk tersebut ke Dusun Merak, banyak warga yang dirugikan. Yang membeli bukan hanya satu-dua orang saja.  Mereka akan terus berusaha untuk memastikan keaslian pupuk tersebut. ”Kasus ini sudah saya laporkan ke Dinas Pertanian. Kalau benar palsu saya akan laporan ke Mapolres Situbondo. Saya kasihan kalau ada orang awam dibohongi,” tegas Afif.

Sementara itu, Agus Prayoga, pengedar pupuk tersebut mengaku tidak mengetahui pasti apakah pupuk itu ilegal atau tidak. Yang jelas, dia hanya mengantarkan pupuk tersebut kepada warga. Namun, jika bahan pupuk tersebut ilegal, maka dirinya tidak akan berani menjual. ”Saya ini kan hanya mengantarkan saja, urusan itu asli atau tidak, saya tidak tahu. Ini saya sudah sampai di Porong, kan saya hanya mengantarkan saja,” kata Agus, warga Kabupaten Lamongan. (hum/pri/c1)

BANYUPUTIH, Jawa Pos Radar Situbondo – Sejumlah warga di Dusun Merak, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, mempertanyakan keaslian dan legalitas Pupuk Avatara Mutiara 1616 yang telanjur mereka beli. Sebab, ada sejumlah kejanggalan yang ditemui warga.

Misalnya, nomor registrasi HAKI dan nomor izin Deptan sama-sama bermasalah ketika dicek melalui alamat yang tertera di dalam tulisan karung. Bukan hanya itu, ketika pupuk diaplikasikan, daun tanaman malah menguning.

Ahmad Fajar Afifi, pemuda di Dusun Merak mengatakan, warga tentunya sangat dirugikan jika pupuk tersebut tidak asli. Sebab, pupuk tidak bisa berfungsi dengan baik. Padahal, warga sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Afif menceritakan, awalnya dirinya mendapatkan tawaran pupuk dari pedagang yang mendatangi rumahnya. Pedagang tersebut tiba-tiba datang dan menawarkan pupuk dengan harga cukup murah. Namun, menurutnya cara penjualannya terkesan memaksa. Bahkan, penjual itu meletakkan lima sak pupuk meskipun petani yang dititipi tidak memiliki uang.

”Orang tua saya sudah tidak mau beli, tetapi penjualnya itu tetap meletakkan lima sak pupuk. Katanya ngutang tidak masalah, yang terpenting langsung kirim ke rekening penjualnya. Harga per sak itu Rp 550 ribu.  Sampai sekarang tetap tidak saya bayar, baru akan saya bayar setelah pupuk itu diketahui palsu atau tidaknya,” jelas Afif, Rabu (22/3).

Baca Juga :  644 Rumah di 4 Kecamatan Tergenang Banjir

Kata Afif, setelah pedagang pupuk tersebut pergi, dia mencoba untuk mengecek pupuk yang sudah ada di tangannya. Begitu dicek, pupuk tersebut tidak sama dengan pupuk yang selama ini dibeli dari kios-kios setempat. ”Kalau pupuk yang kami beli dari kios-kios seperti pupuk bersubsidi, misalnya, biasanya kalau dicampur dengan air pasti mencair. Tapi kalau yang pupuk Avatara Mutiara 1616 tidak langsung cair. Dapat satu hari cair juga, tetapi kayak tanah,” terangnya.

Tidak percaya begitu saja dengan uji coba yang pertama, Afif meletakkan pupuk tersebut ke tanaman cabai. Alhasil, bukannya cabai tambah subur malah tambah rusak dan daunnya menguning. ”Saya coba bandingkan ke tanaman dengan pupuk yang menurut saya asli, perbedaannya sangat jauh. Yang satunya hidup, yang pakai pupuk diduga palsu itu malah kuning,” jelasnya.

Bukan hanya itu, nomor registrasi hak atas kekayaan intelektual (HAKI) di pupuk tersebut tidak sama antara di barcode dengan bungkus pupuk. Selain itu, nomor izin Deptan juga tidak terdaftar di departemen pertanian. ”Saya sudah cek semuanya agar saya ini percaya kalau pupuk itu asli. Tapi semakin dicek makin banyak kerancuan. Pas saya hubungi penjualnya malah tidak mau balas dan pesan saya hanya dibaca, tapi tidak dibalas, sekarang (kemarin) sudah diblokir,” beber Afif.

Baca Juga :  Tiga Virus Penyerang Tanaman Cabai

Dampak masuknya pedagang pupuk tersebut ke Dusun Merak, banyak warga yang dirugikan. Yang membeli bukan hanya satu-dua orang saja.  Mereka akan terus berusaha untuk memastikan keaslian pupuk tersebut. ”Kasus ini sudah saya laporkan ke Dinas Pertanian. Kalau benar palsu saya akan laporan ke Mapolres Situbondo. Saya kasihan kalau ada orang awam dibohongi,” tegas Afif.

Sementara itu, Agus Prayoga, pengedar pupuk tersebut mengaku tidak mengetahui pasti apakah pupuk itu ilegal atau tidak. Yang jelas, dia hanya mengantarkan pupuk tersebut kepada warga. Namun, jika bahan pupuk tersebut ilegal, maka dirinya tidak akan berani menjual. ”Saya ini kan hanya mengantarkan saja, urusan itu asli atau tidak, saya tidak tahu. Ini saya sudah sampai di Porong, kan saya hanya mengantarkan saja,” kata Agus, warga Kabupaten Lamongan. (hum/pri/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/