SITUBONDO, Jawa Pos Radar Situbondo – Sejumlah petani di Kabupaten Situbondo mengeluh. Penyebabnya, harga gabah justru sangat rendah saat musim panen tiba. Harga gabah kini menjadi Rp 4 ribu per kilogram. Sebelumnya, harganya bahkan sempat menyentuh angka Rp 3.800 per kilogram.
Salah satu petani di Desa/Kecamatan Asembagus, Situbondo, Dedi Awan menjelaskan, petani masih belum bisa merasakan untung musim panen di awal tahun 2023 ini. Sebab, untuk biaya masa tanam yang dikeluarkan hingga panen menghabiskan modal jutaan rupiah per hektare.
”Paling tidak saya sendiri dalam satu hektare menghabiskan modal sekitar Rp 7 juta. Itu dikeluarkan untuk kebutuhan pembibitan, perawatan pupuk, dan lainnya. Pas panen harga gabahnya Rp 4 ribu per kilogram. Itu pun kalau hasilnya bagus, untungnya tipis, apalagi kalau gagal panen,” ujarnya, Senin (20/3).
Dedi menerangkan, untuk proses penanaman padi hingga panen, membutuhkan biaya yang tidak sedikiy. Belum lagi kesulitan pupuk yang hingga saat ini dikeluhkan petani. ”Modal petani ini tidak sedikit. Artinya, butuh biaya besar untuk tetap bisa menggarap lahan,” ucapnya.
Dikatakan Dedy, selain modal besar yang dikeluarkan, tantangan petani saat menggarap menanam padi adalah hama maupun cuaca yang tidak menentu. Sebab, jika hal tersebut terjadi, otomatis petani gagal panen. ”Panen pun kadang kita untung-untungan. Kadang bisa berhasil sukses kadang juga gagal,” jelasnya.
Gagal panen bagi petani memang bukan hal yang baru. Bahkan, Dedy mengaku, pihaknya tidak pernah menuntut untuk dibantu pemerintah agar bisa sukses bertani. Hanya saja, petani ingin hasil padinya dihargai. ”Setidaknya harga gabah kami bisa laku Rp 5 ribu per kilogram,” harapnya.
Sementara itu, Sahrawi, petani asal Kecamatan Kota mengatakan, hampir sebagian besar tanaman padinya tidak bisa tumbuh maksimal. Hal itu disebabkan hujan deras yang terjadi beberapa pekan lalu. ”Ini kelebihan air jadi bulir bijinya kecil. Biasanya kalau sudah kondisinya seperti itu, sampai panen tidak akan berubah,” ucapnya.
Sahrawi menyebut, upaya untuk mengembalikan kondisi padi pun sulit. Bahkan, saat panen tidak bisa diharapkan bisa untung. ”Kalau sudah rusak gini, sudah pasti hasilnya tidak maksimal. Meski sudah banyak biaya yang dikeluarkan, paling hasilnya nanti (saat panen) belum bisa ngembalikan modal,” pungkasnya. (wan/pri/c1)