PANARUKAN, Jawa Pos Radar Situbondo – Sejumlah nelayan di Pesisir Panarukan, Situbondo, sibuk dengan aktivitasnya memperbaiki kapal. Mereka memilih libur menangkap ikan beberapa hari ini, karena ombak di laut tinggi akibat cuaca ekstrem.
Nanang, warga setempat mengatakan, hampir tidak ada kegiatan lain yang dilakukan oleh para nelayan selain menghabiskan waktunya memperbaiki kapal. Karena kapal yang digunakan untuk mencari ikan pun harus rutin dicek keamanannya. “Banyak kesempatan waktu nelayan di hari libur. Maka bisa digunakan memperbaiki kapal itu lebih lama,” ujarnya, Senin (13/2).
Dia menjelaskan, rutinitas nelayan bisa dilakukan sejak pagi menjelang siang hari. Kadang kala bisa sampai menjelang Maghrib. “Ada saja yang diperbaiki. Seperti body perahu, kemudian mesin dan jaring yang digunakan menangkap ikan,” ungkapnya.
Selain itu, Nanang mengaku, ada nelayan lainnya yang justru tidak mempermasalahkan kondisi ombak di laut yang tinggi. Justru mereka nekat untuk tetap mencari ikan di laut. “Memang ada yang maksa untuk tetap mencari ikan. Padahal, kalau ombak besar itu kondisi kapal seperti mau terbalik,” tandasnya.
Sementara itu, Rukaiah, salah satu pedagang ikan di pasar tradisional Panarukan mengatakan, cuaca ekstrem mempengaruhi stok ikan. Sehingga harga ikan yang semula belasan ribu kini di atas Rp 20 ribu. “Untuk ikan tongkol dan ikan cakalan itu ada kenaikan. Masing-masing naik Rp 3.000 perkilogram,” ucapnya.
Dia mengaku sudah mencari stok ikan di beberapa pengepul yang ada di tempat pelelangan ikan. Namun, sulit untuk bisa memenuhi permintaannya. “Kalau saya tidak hanya menunggu pasokan ikan dari nelayan di sini (Panarukan). Ada beberapa pengepul yang sudah menjadi langganan. Tapi rata-rata yang sudah saya hubungi mengaku sulit ikan,” tandasnya. (wan/pri)