KENDIT, Jawa Pos Radar Situbondo – Petani di Dusun/Desa Tambak Ukir, Kecamatan Kendit, Situbondo, meminta agar Pemkab Situbondo merenovasi irigasi di desanya. Sebab, usia bangunan tersebut sudah mencapai puluhan tahun sehingga perlu diperbaiki ulang agar saluran air ke sawah lancar.
Salah seorang petani, Mujiono menjelaskan, kondisi irigasi yang rusak bukan pertama kali terjadi. Sejak beberapa tahun lalu, banyak yang sudah ambruk karena kondisi bangunan sudah tidak kokoh lagi. ”Sudah 20 tahun yang lalu irigasi air ada. Belum pernah direnovasi ulang agar bangunannya tetap kuat,” kata Mujiono, Jumat (10/3).
Akibatnya, imbuh Mujiono, beberapa bangunan sudah banyak yang retak dan tiba-tiba ambruk. Beberapa kali petani rutin memperbaiki sendiri. ”Selama ini kalau ada irigasi ambruk itu diperbaiki ala kadarnya. Menggunakan dinding terpal agar airnya tetap bisa mengalir ke hulu. Kalau dibiarkan, kasihan petani lain yang lahannya ada di paling ujung karena tidak mendapat pasokan air,” ujar petani berusia 55 tahun tersebut.
Mujiono berharap, pemerintah daerah segera merenovasi ulang saluran irigasi tersebut. Melihat kondisi bangunan, perlu ada perbaikan agar bangunan lebih kokoh dan tidak mudah jebol. ”Kasihan kami kalau masih sering jebol. Jebolnya plengsengan menyebabkan pasokan air berkurang, akibatnya tanaman kami pun tidak maksimal,” kata dia.
Ketersediaan air untuk petani Tambak Ukir sangat terbatas. Mereka baru akan tanam padi ketika musim hujan. ”Kalau musim kemarau, sangat sedikit petani yang menggarap sawah. Mau tanam gimana, kalau airnya tidak ada,” tuturnya.
Petani sangat bergantung pada musim hujan. Sumber air dari gunung alirannya besar sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan petani. ”Saluran irigasi ujung tombak petani. Satu-satunya aliran air yang menghubungkan ke ratusan hektare sawah. Kalau irigasi bermasalah, otomatis petani rugi. Sudah tanamnya satu tahun sekali, pas waktu tanam pasokan air terbatas akibat irigasi jebol,” jelasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dispertangan) Situbondo Haryadi Tejo Laksono akan meninjau saluran irigasi yang dikeluhkan petani. Dia ingin mengetahui langsung persoalan di lapangan. ”Petugas PPL Dinas Pertanian akan meninjau lokasi dulu. Kami ingin mengetahui penyebabnya. Bisa saja saluran air rusak karena bencana alam. Kalau itu terjadi, maka menjadi ranah BPBD,” ujarnya singkat.
Diberitakan sebelumnya, ratusan hektare sawah milik petani di Dusun/Desa Tambak Ukir, Kecamatan Kendit kekurangan air. Pasalnya, tembok saluran irigasi di tempat tersebut ambruk. Para petani khawatir jika kondisi itu dibiarkan, mereka akan gagal panen. (wan/aif/c1)