23.7 C
Banyuwangi
Tuesday, March 28, 2023

Irigasi Jebol, Ratusan Hektare Sawah di Kendit Terancam Kekurangan Air

KENDIT, Jawa Pos Radar Situbondo – Ratusan hektare sawah milik petani di Desa/Dusun Tambak Ukir, Kecamatan Kendit, Situbondo, kekurangan air. Pasalnya, tembok saluran irigasi yang ada di tempat tersebut ambruk. Para petani khawatir jika kondisi tersebut dibiarkan, mereka akan gagal panen.

Warga sekitar, Asmaji menjelaskan, aliran irigasi tersebut dimanfaatkan beberapa petani untuk mengelola sawah. Ada 387 hektare yang bergantung pada saluran air tersebut. Maka ketika bangunannya rusak, petani kesulitan mendapat pasokan air.

”Sudah cukup lama irigasi sungai ini rusak. Karena kondisi bangunannya jebol, air otomatis tidak mengalir sampai ke belakang,” ujarnya Kamis (9/3).

Asmaji mengatakan, sawah di Tambak Ukir sebagian besar ditanami padi. Namun, lantaran sudah beberapa hari tidak mendapat air, terancam tidak bisa panen maksimal. ”Kami akhirnya inisiatif memperbaiki sendiri. Karena kalau tetap dibiarkan petani juga yang rugi. Tempat yang belakang kekurangan air, dan yang dekat dengan rusaknya irigasi malah kelebihan air. Ini sama-sama bisa merugikan petani,” ucapnya.

Baca Juga :  Jembatan Limpas Sempat Dikabarkan Putus, Ternyata Hoaks

Asmaji menyebutkan, untuk memperbaiki irigasi yang rusak itu, warga menggunakan alat yang sederhana. Sebagai pengganti tembok, warga menggunakan terpal. ”Jadi, di pinggir-pinggir dinding temboknya diberi terpal. Supaya air bisa kembali normal mengalir,” tuturnya.

Asmaji mengaku, upaya yang dilakukan itu tidak akan bertahan lama. Kalau hanya menggunakan terpal pastinya cepat rusak. ”Paling tidak sekarang air bisa mengalir sampai ke hilir. Karena saat ini banyak petani yang menanam padi. Jarang-jarang ada petani yang mau tanam padi kalau bukan musim hujan,” ujarnya.

Asmaji menegaskan, musim hujan menjadi cikal bakal petani Tambak Ukir bisa menanam padi. Sebab, saat kemarau, ketersediaan air terbatas. ”Makanya sekarang mumpung ada air yang berasal dari gunung ini sangat dimanfaatkan masyarakat. Mereka jadi bisa tanam-tanam seperti padi ini,” ungkapnya.

Baca Juga :  Petani Tambar Ukir Minta Pemkab Situbondo Renovasi Irigasi 

Asmaji menyebut, ambruknya irigasi di desa tersebut bukan kali pertama. Sebelumnya sudah pernah ada kejadian serupa dan warga sekitar pula yang memperbaikinya. ”Ini ada bekas terpal juga, yang digunakan sudah lama untuk memperbaiki saluran irigasi yang rusak. Artinya, memang sudah sering terjadi peristiwa yang sama, karena tembok ambruk,” jelasnya.

Ansori, warga setempat mengatakan bahwa masyarakat sering memperbaiki irigasi tersebut. Akan tetapi upaya tersebut tidak bertahan lama. ”Masyarakat memperbaiki irigasi sungai yang ambruk sudah sering. Setiap ada yang jebol, warga menutupnya menggunakan terpal. Tapi iya itu bertahan sebentar saja dan sudah rusak. Ini bekas-bekas yang diperbaiki ada. Memang tidak efektif menggunakan terpal tertutup terlalu lama,” ujarnya. (wan/pri/c1)

KENDIT, Jawa Pos Radar Situbondo – Ratusan hektare sawah milik petani di Desa/Dusun Tambak Ukir, Kecamatan Kendit, Situbondo, kekurangan air. Pasalnya, tembok saluran irigasi yang ada di tempat tersebut ambruk. Para petani khawatir jika kondisi tersebut dibiarkan, mereka akan gagal panen.

Warga sekitar, Asmaji menjelaskan, aliran irigasi tersebut dimanfaatkan beberapa petani untuk mengelola sawah. Ada 387 hektare yang bergantung pada saluran air tersebut. Maka ketika bangunannya rusak, petani kesulitan mendapat pasokan air.

”Sudah cukup lama irigasi sungai ini rusak. Karena kondisi bangunannya jebol, air otomatis tidak mengalir sampai ke belakang,” ujarnya Kamis (9/3).

Asmaji mengatakan, sawah di Tambak Ukir sebagian besar ditanami padi. Namun, lantaran sudah beberapa hari tidak mendapat air, terancam tidak bisa panen maksimal. ”Kami akhirnya inisiatif memperbaiki sendiri. Karena kalau tetap dibiarkan petani juga yang rugi. Tempat yang belakang kekurangan air, dan yang dekat dengan rusaknya irigasi malah kelebihan air. Ini sama-sama bisa merugikan petani,” ucapnya.

Baca Juga :  Perbaiki Tandon Air, Kesetrum, Takmir Masjid Meninggal

Asmaji menyebutkan, untuk memperbaiki irigasi yang rusak itu, warga menggunakan alat yang sederhana. Sebagai pengganti tembok, warga menggunakan terpal. ”Jadi, di pinggir-pinggir dinding temboknya diberi terpal. Supaya air bisa kembali normal mengalir,” tuturnya.

Asmaji mengaku, upaya yang dilakukan itu tidak akan bertahan lama. Kalau hanya menggunakan terpal pastinya cepat rusak. ”Paling tidak sekarang air bisa mengalir sampai ke hilir. Karena saat ini banyak petani yang menanam padi. Jarang-jarang ada petani yang mau tanam padi kalau bukan musim hujan,” ujarnya.

Asmaji menegaskan, musim hujan menjadi cikal bakal petani Tambak Ukir bisa menanam padi. Sebab, saat kemarau, ketersediaan air terbatas. ”Makanya sekarang mumpung ada air yang berasal dari gunung ini sangat dimanfaatkan masyarakat. Mereka jadi bisa tanam-tanam seperti padi ini,” ungkapnya.

Baca Juga :  Gudang Milik Anggota Polisi Terbakar

Asmaji menyebut, ambruknya irigasi di desa tersebut bukan kali pertama. Sebelumnya sudah pernah ada kejadian serupa dan warga sekitar pula yang memperbaikinya. ”Ini ada bekas terpal juga, yang digunakan sudah lama untuk memperbaiki saluran irigasi yang rusak. Artinya, memang sudah sering terjadi peristiwa yang sama, karena tembok ambruk,” jelasnya.

Ansori, warga setempat mengatakan bahwa masyarakat sering memperbaiki irigasi tersebut. Akan tetapi upaya tersebut tidak bertahan lama. ”Masyarakat memperbaiki irigasi sungai yang ambruk sudah sering. Setiap ada yang jebol, warga menutupnya menggunakan terpal. Tapi iya itu bertahan sebentar saja dan sudah rusak. Ini bekas-bekas yang diperbaiki ada. Memang tidak efektif menggunakan terpal tertutup terlalu lama,” ujarnya. (wan/pri/c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/