BANYUPUTIH, Jawa Pos Radar Situbondo – Dua ekor sapi yang dipelihara oleh Tirto, warga Dusun Sidomulyo, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, dikuburkan di dekat rumahnya, Kamis (9/3). Sehari sebelumnya, dua ekor sapi peliharaannya itu mati tersambar petir pukul 16.30.
Dua ekor sapi itu sebenarnya bukan milik Tirto. Pria 50 tahun itu hanya memelihara sapi milik dua tetangganya, dengan sistem bagi hasil. Karena sapi itu sudah mati, akhirnya dia ikut rugi puluhan juta rupiah. ”Dua sapi ini kalau dijual bisa laku Rp 25 juta, sapinya besar-besar. Ya, yang dirugikan ada tiga orang. Saya rugi, dua pemiliknya ya ikut rugi,” kata Tirto.
Dia menceritakan, saat melihat awan mendung, Tirto sudah berinisiatif untuk memasukkan dua ekor sapi itu ke kandangnya. Namun, niat itu dia urungkan. Dia lebih mementingkan pekerjaan tetangganya, yaitu mengangkut perabotan mebel. Dia merasa khawatir jika barang-barang itu kehujanan.
”Sebelum memasukkan sapi, saya bantu tetangga saya. Belum selesai memindah peralatan mebel sudah melihat petir yang menyambar kayu dekat sapi saya tambatkan. Saat itu tercium bau hangus. Akibat ledakan itu, sapi saya kejang-kejang dan mati,” kata Tirto.
Petir itu menyambar batang pohon hingga mengelupas dan hangus seperti terbakar. Dari kayu itu, petir merambat ke dua ekor sapi yang ada di bawahnya. Dampak petir tersebut, sekujur tubuh sapi terdapat goresan garis-garis hitam. ”Dua-duanya seperti terbakar, bintik-bintik luka bakar sebesar uang logam,” kata Tirto.
Mendengar peristiwa tersebut warga sekitar banyak yang berdatangan untuk melihat kondisi sapi. Puluhan orang yang datang ikut prihatin dengan kejadian yang menimpa Tirto. ”Kami ikut prihatin dengan kejadian yang menimpa Pak Tirto. Selanjutnya kami imbau agar warga lebih waspada, mengingat saat ini sedang musim hujan,” pungkas Kepala Desa Sumberwaru Imam Anshori melalui Sekdes Rini Pujiati. (hum/pri/c1)