BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Kasus penyakit kulit berbenjol pada hewan ternak yang disebabkan oleh lumpy skin disease virus (LSD) menjadi perhatian serius Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi. Meski belum ada temuan kasus di Bumi Blambangan, penyakit menular pada sapi dan kerbau itu harus diantisipasi para peternak dengan menjaga kebersihan kandang.
Sekadar diketahui, ternak yang terjangkit LSD bisa dilihat dari fisiknya. Salah satu cirinya adalah terdapat benjolan keras pada kulit di hampir seluruh bagian tubuh ternak tersebut.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dispertan drh. Nanang Sugiharto mengatakan, LSD merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang pada hewan ternak, khususnya pada sapi dan kerbau. Gejala yang paling nampak adalah adanya lepuh-lepuh di seluruh ujung tubuhnya atau kulit-kulitnya. “Ini juga penyakit yang disebabkan virus dan harus diwaspadai meskipun angka kejadiannya tidak secepat penyakit mulut dan kuku (PMK). Penyakit ini juga sangat merugikan peternak, karena kalau sudah kena LSD otomatis penampakan dari sapi juga tidak bagus, jadi kurus, tidak mau makan dan sebagainyak,” ujarnya.
Karena penyakit tersebut yang disebabkan oleh virus, maka semua pihak, khususnya peternak diharap berhati-hati dan waspada. Dispertan juga telah menyosialisasikan perihal penyebaran virus LSD itu ke masyarakat, baik melalui petugas kesehatan hewan (Puskeswas) saat melakukan vaksinasi PMK, maupun di pasar hewan dan dalam berbagai kesempatan lainnya.
Nanang menambahkan, dalam upaya mencegah dan menanggulangi LSD, langkah yang harus dilakukan di antaranya menjaga kebersihan dan keamanan kandang. “Jika ada tanda-tanda yang mengarah ke gejala klinis mirip seperti LSD, maka peternak diharap segera menghubungi petugas kesehatan hewan setempat agar cepat mendapatkan penanganan sehingga tidak menyebar,” tuturnya.
Khusus untuk wilayah Banyuwangi, lanjut Nanang, hingga kini belum ditemukan adanya sebaran virus LSD. Meskipun sekitar sebulan lalu ada beberapa laporan dari warga di Kecamatan Gambiran, Cluring, dan Muncar ada ternak sapi yang diduga mengarah pada ciri-ciri virus LSD. Setelah didatangi petugas surveilans dan mengambil sampel untuk diteliti lebih lanjut, hasil laboratorium dari Balai Besar Wates di Yogjakarta negatif dari virus LSD. “Masih belum ada temuan kasus LSD, tapi tentu ini harus menjadi perhatian bersama. Kami sudah sosialisasikan pada peternak, jika memang ada ternak yang gejalanya sama seperti ciri-ciri LSD maka kami mohon segera menghubungi petugas kami dan segera ditindaklanjuti,” tegasnya.
Langkah pencegahan juga terus dilakukan. Salah satunya dengan tidak menerima untuk sementara waktu ternak dari luar Banyuwangi, khususnya dari sejumlah wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang berbatasan dengan Jawa Tengah. “Tidak perlu panik yang terpenting langkah-langkah pencegahan dilakukan selalu menjaga bio security dari kandang,” tandasnya. (ddy/sgt)