BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi mencatat ada 85 kejadian bencana alam selama tahun 2022. Angka tersebut cukup meningkat dibandingkan tahun 2021 yang hanya 26 kejadian.
Bencana alam tahun 2022 didominasi faktor cuaca ekstrem dengan 50 kejadian. Jenis bencana mulai pohon tumbang, puting beliung, dan angin kencang. Sedangkan bencana banjir ada 14 kejadian. Tanah longsor tercatat tiga kejadian. ”Jika dibandingkan tahun 2021, kejadian bencana alam di tahun 2022 mengalami peningkatan drastis,” ujar Plt Kalaksa BPBD Banyuwangi Mujito.
Mujito mengatakan, bencana alam tahun 2021 meliputi kebakaran hutan (karhutla), gelombang pasang atau abrasi, dan erupsi gunung. ”Ada empat kejadian karhutla, dua kejadian abrasi, dan satu kejadian erupsi Gunung Raung. Ditambah lagi 11 kejadian kebakaran gedung atau rumah,” kata Mujito.
Meski demikian, kejadian bencana alam tersebut tidak sampai merenggut korban jiwa. ”Alhamdulillah, tidak sampai ada korban jiwa. Namun, kerugian material cukup besar. Salah satunya akibat banjir, seperti di Kecamatan Kalibaru yang menyebabkan sejumlah rumah warga rusak parah,” ungkapnya.
Mujito menambahkan, bencana alam yang terjadi hampir menyeluruh di semua kecamatan. Hanya saja, potensi bencana berbeda-beda. Misalnya di Muncar terjadi abrasi pantai, sedangkan di kota Banyuwangi terjadi banjir. ”Masyarakat harus mengetahui potensi bencana agar bisa melakukan antisipasi sejak dini,” tandasnya. (rio/aif/c1)